PROFIL Gotabaya Rajapaksa, Presiden Sri Lanka yang Kabur, Berasal dari Keluarga Paling Berkuasa
Berikut ini profil Gotabaya Rajapaksa, Presiden Sri Lanka yang kabur di tengah krisis ekonomi yang terjadi.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Daryono
Namun, saat masih menjabat presiden, Rajapaksa kebal dari hukum.
Diyakini, Rajapaksa tidak akan secara resmi mengundurkan diri sampai ia mencapai tujuan terakhirnya di Uni Emirat Arab, yang telah lama menjadi surga bagi para pemimpin yang dipermalukan.
Pelarian Rajapaksa ke Maldives mengikuti 24 jam dramatis di mana ia tidak berhasil mencoba berbagai cara untuk meninggalkan negara Sri Lanka.
Ia dilarang naik penerbangan komersial ke Dubai pada Senin (11/7/2022) malam, setelah staf bandara menolak untuk mencap paspornya di area VIP bandara.
India juga menolak memberikan izin untuk bandara militer yang mengangkutnya untuk mendarat di negaranya.
Adik presiden, Basil Rajapaksa, yang menjabat sebagai menteri keuangan, juga dilarang naik pesawat ke Dubai dalam perjalanan ke AS di mana ia memiliki warga negara ganda.
Basil juga dilaporkan telah meninggalkan negara itu pada Selasa (12/7/2022) malam.
Rajapaksa telah menolak seruan pengunduran dirinya selama berbulan-bulan, karena Sri Lanka tenggelam lebih dalam ke dalam krisis keuangan di mana ia secara luas disalahkan.
Ia dan lima anggota keluarga yang memegang jabatan senior pemerintah dituduh melakukan korupsi yang meluas dan salah urus ekonomi hingga membuat negara itu bangkrut.
Menurut PBB, pulau berpenduduk 22 juta orang itu menghadapi krisis kemanusiaan.
Rajapaksa pada akhir pekan, secara terpaksa mengumumkan niatnya untuk mundur dari kekuasaan minggu ini, setelah ratusan ribu pengunjuk rasa memenuhi kota Kolombo dan menyerbu ke istana dan kantor presiden, serta kediaman resmi perdana menteri Ranil Wickremesinghe.
Mereka telah menduduki gedung sejak itu, menolak untuk pergi sampai Rajapaksa dan Wickremesinghe turun.
Menurut konstitusi, jika Rajapaksa mundur pada hari Rabu, maka Wickremesinghe secara otomatis akan menggantikannya.
Ini akan sangat tidak populer di kalangan pengunjuk rasa anti-pemerintah, yang percaya bahwa Wickremesinghe - yang mengambil alih sebagai perdana menteri sementara dua bulan lalu - bertanggung jawab untuk menopang rezim Rajapaksa.
Wickremesinghe telah setuju untuk mundur ketika pemerintah persatuan semua partai terbentuk.
Partai-partai oposisi mengatakan pemerintah persatuan pada prinsipnya telah disepakati, meskipun tidak jelas siapa perdana menteri yang baru.
Jika pengunduran diri Rajapaksa berjalan sesuai rencana, parlemen akan bersidang kembali pada 15 Juli dan anggota parlemen akan memberikan suara pada 20 Juli untuk memutuskan presiden baru.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)