PROFIL Gotabaya Rajapaksa, Presiden Sri Lanka yang Kabur, Berasal dari Keluarga Paling Berkuasa
Berikut ini profil Gotabaya Rajapaksa, Presiden Sri Lanka yang kabur di tengah krisis ekonomi yang terjadi.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Daryono
Pada 1991, Rajapaksa menjabat sebagai wakil komandan Universitas Pertahanan Jenderal Sir John Kotelwal.
Baca juga: Jatuh Bangun Dinasti Rajapaksa di Sri Lanka: Akhiri Perang, Tak Mampu Bayar Utang hingga Kini Runtuh
Di tahun yang sama, ia menerima dua medali militer, Rana Wickrama Padakkama dan Rana Sura Padakkama, sebagai pengakuan atas pengabdiannya.
Tahun berikutnya, ia mendapat gelar master dalam bidang teknologi informasi dari Universitas Kolombo dan mulai bekerja di sebuah perusahaan IT.
Tahun 1998, Rajapaksa bermigrasi ke AS dan bekerja di Loyola Law School di Los Angeles sebagai profesional IT, sebagaimana dikutip dari BBC.
Rajapaksa resmi menjadi warga negara AS pada 2003, dengan demikian ia kehilangan kewarganegaraannya di Sri Lanka.
Kendati demikian, tahun 2003 ia kembali ke Sri Lanka untuk membantu kampanye kakak laki-lakinya, Mahinda Rajapaksa.
Saat Mahinda terpilih, Rajapaksa diangkat menjadi Sekretaris Kementerian Pertahanan dan mendapatkan kembali kewarganegaraan Sri Lanka.
Selama menjabat sebagai Sekretaris Kementerian Pertahanan, Rajapaksa disebut berperan penting dalam mengakhiri konflik separatis dan perang saudara pada 2009, yang telah berlangsung sejak 1983.
Namun, penyelesaian konflik itu sangat brutal, dimana sekitar 40 ribu orang Tamil telah terbunuh di bulan-bulan menjelang perang berakhir.
Rajapaksa pun diyakini bertanggung jawab atas kejadian berdarah itu.
Tahun 2019, ia diajukan sebagai calon presiden Sri Lanka Podujana Peramuna (SLPP), sebuah partai yang didirikan saudaranya, Basil Rajapaksa.
Baca juga: Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Dikabarkan Kabur ke Maldives
Ketika kampanye, Rajapaksa menjanjikan kemajuan, stabilitas, dan keamanan, yang akhirnya membawanya menang pada November 2019.
Beberapa hari setelah menjabat sebagai Presiden Sri Lanka, ia mengangkat Mahinda Rajapaksa sebagai Perdana Menteri.
Saat pemilihan legislatif berlangsung bulan Agustus 2020, SLPP memenangkan dua pertiga mayoritas dukungan yang diperlukan untuk melaksanakan agenda Rajapaksa.