Rusia dan Myanmar yang Sama-sama 'Dikucilkan Dunia' akan Perkuat Kerja Sama Pertahanan
Rusia dan Myanmar, dua negara yang sama-sama "dikucilkan" di panggung dunia akan memperkuat kerja sama pertahanan militer mereka.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Pravitri Retno W
![Rusia dan Myanmar yang Sama-sama 'Dikucilkan Dunia' akan Perkuat Kerja Sama Pertahanan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/panglima-angkatan_20170918_170521.jpg)
Militer Myanmar juga menyebabkan kegemparan dengan mengklaim bahwa Min Aung Hlaing membahas "penggunaan energi nuklir secara damai" selama pertemuan dalam perjalanannya dengan Rosatom, perusahaan energi nuklir milik negara Rusia.
Tapi Guillaume de Langre, seorang ahli energi Myanmar dan mantan penasihat pemerintah, menolak pembicaraan tentang energi nuklir sebagai tidak realistis.
"Myanmar tidak memiliki satu pun ilmuwan nuklir. Jadi, apakah Rusia bersedia membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik dan rantai pasokan penuh, dari bahan bakar hingga limbah, atau Myanmar harus menghabiskan dekade berikutnya untuk melatih para ilmuwan nuklir," katanya.
Guillaume de Langre juga berargumen bahwa kudeta membuat sektor listrik menuju kebangkrutan dan rezim militer tidak memiliki banyak kredibilitas sebagai pembeli atau sebagai penjamin keamanan proyek infrastruktur.
Baca juga artikel lain terkait Krisis Myanmar
(Tribunnews.com/Rica Agustina)