Presiden Belarusia: Invasi di Ukraina Harus Segera Diakhiri untuk Hindari Potensi Perang Nuklir
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mendorong Moskow, Kyiv dan sekutu Barat untuk menyepakati penghentian invasi di Ukraina
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, MINSK – Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mendorong Moskow, Kyiv dan sekutu Barat untuk menyepakati penghentian invasi di Ukraina untuk menghindari jurang perang nuklir.
“Kita harus berhenti, mencapai kesepakatan, mengakhiri operasi dan perang di Ukraina,” kata Lukashenko seperti dilansir dari aljazeera, Jumat (22/7/2022).
“Mari kita berhenti dan kemudian kita akan mencari cara untuk melanjutkan hidup tanpa memikirkan jurang perang nuklir,” imbuhnya.
Baca juga: Inggris Siap Kirim Bantuan Persenjataan Tambahan untuk Ukraina
Sementara itu, pejabat Rusia mengatakan bahwa Moskow hanya akan mengizinkan penggunaan senjata nuklir jika dihadapkan dengan ancaman eksistensial.
Lukashenko menyebut, pihak Barat yang memancing perang di Ukraina. “Mereka (Barat) telah mengobarkan perang dan terus melanjutkannya,” kata Lukashenko.
Sebelumnya, Moskow mengerahkan ribuan pasukan ke wilayah Belarusia dengan dalih latihan militer sebelum meluncurkan invasinya ke Ukraina pada 24 Februari lalu.
Lukashenko juga bersikeras bahwa pemerintah Ukraina dapat mengakhiri konflik jika pihak berwenang memulai kembali pembicaraan damai yang terhenti dengan Moskow dan menerima tuntutannya.
"Semuanya tergantung pada Ukraina," katanya.
Baca juga: Kepala Dinas Intelijen MI6: Setengah dari Mata-mata Rusia di Eropa Diusir Sejak Invasi ke Ukraina
Lukashenko mendesak pihak berwenang Ukraina untuk duduk di meja perundingan dan menyepakati untuk tidak lagi mengancam Rusia.
Di sisi lain, pembicaraan tatap muka antara negosiator Rusia dan Ukraina yang diadakan di Turki pada akhir Maret gagal menghasilkan terobosan apa pun untuk mengakhiri perang.
Pada Rabu (20/7/2022), Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan tidak masuk akal melanjutkan diskusi untuk saat ini dan menuduh Kyiv tidak memiliki keinginan untuk membahas apa pun dengan sungguh-sungguh.