Disepakati Rusia, Ukraina Kirim Jutaan Ton Gandum ke Pasar Global, Titik Balik Hidupkan Perdamaian?
Konflik Rusia vs Ukraina mempengaruhi pasar pangan dunia dan ketahanan pangan global.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Konflik Rusia vs Ukraina mempengaruhi pasar pangan dunia dan ketahanan pangan global.
Berdasarkan artikel yang diterbitkan New Geopolitics Research Network (NGRN), lembaga public yang konsen dengan isu geopolitik internasional, Ukraina adalah salah satu pemasok terbesar makanan.
Produk pertanian yang Ukraina hasilnya, antara lain minyak bunga matahari, gandum dan jagung untuk negara-negara berpenghasilan rendah di seluruh dunia serta untuk organisasi pembangunan internasional.
Panen Ukraina memecahkan rekor pada tahun 2021, mengumpulkan 107 juta metrik ton. Sektor pertanian dan pangan mewakili hampir 10 persen dari PDB Ukraina.
Baca juga: Ukraina Minta Bantuan Warganya Tunjukkan Lokasi Pasukan Rusia
Tahun lalu, Ukraina mengekspor produk makanan dengan total hampir 28 miliar dolar AS ke dunia, termasuk 7 miliar euro (7,4 miliar dolar AS) ke UE.
Ekspor Ukraina terdiri lebih dari 10 % dari semua gandum, 14 % dari semua jagung dan 47 % dari semua minyak bunga matahari di dunia.
Tidak mungkin untuk menemukan pemasok alternatif dan mengganti volume produk pertanian dari Ukraina. Para ahli mengklaim itu benar-benar tidak mungkin bahkan dalam 3-5 tahun ke depan.
Para ahli menekankan bahwa lebih dari 400 juta orang di dunia bergantung pada pasokan biji-bijian dari Ukraina.
Penduduk sebagian besar negara-negara ini secara tradisional menderita kekurangan pangan dan bahkan kelaparan.
Ketergantungan negara pada pasokan Ukraina (pangsa komoditas utama Ukraina dalam total impor negara, menurut ITC, 2020, 2021):
- Gandum: Mesir – 26 % ; Indonesia – 27 % , Turki – 18 % , Pakistan – 46 % , Maroko – 15 % , Bangladesh -23 % , Libya – 44 % , Tunisia – 42 % , Ethiopia – 26 % , Lebanon – 80 % , Yaman – 22 % , Israel – 20 % .
- Jagung: EU27 – 32 % , China – 55 % , Mesir – 26 % , Turki – 32 % .
- Minyak bunga matahari: EU27 – 62 % , Cina – 59 % , India – 75 % , Turki – 5 % , Irak – 74 % .
Perang di Ukraina menimbulkan ancaman terhadap ketahanan pangan global, yang sangat akut saat ini di beberapa negara kawasan MENA (Mesir, Yaman, Lebanon, Israel, Libya, Lebanon, Tunisia, Maroko, Irak, Arab Saudi) dan negara-negara Asia (Indonesia, Bangladesh, Pakistan), yang merupakan pembeli utama gandum dan jagung di pasar dunia).
Baca juga: Rusia Klaim Telah Hancurkan Empat Peluncur Himars, Ukraina: Hoaks
Serangan Rusia telah mengubah rantai pasokan pangan dunia.
Produk yang Ukraina tidak akan mampu memberikan ke pasar dunia memicu reaksi berantai: negara-negara maju meningkatkan stok mereka, banyak negara membatasi perdagangan di latar belakang ketidakpastian. Akibatnya, harga semakin meningkat dan risiko kelaparan di negara-negara miskin meningkat.
Perang telah mempengaruhi sekitar 25 % dari perdagangan sereal dunia dan telah menyebabkan kenaikan harga dunia, inflasi pangan dan berkurangnya akses ke pangan di negara-negara yang mengimpor pangan dari Ukraina. Secara khusus, itu adalah gandum dan minyak bunga matahari.