Jokowi Sampaikan Duka Cita Sedalamnya Atas Meninggalnya Shinzo Abe kepada PM Kishida
Perdana Menteri Fumio Kishida mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden Joko Widodo untuk mempromosikan kerjasama
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dalam pertemuan dengan PM Jepang Fumio Kishida menyatakan rasa belasungkawa atas meninggalnya mantan PM Jepang Shinzo Abe 8 Juli 2022 jam 11:30 waktu Jepang.
“Saya ingin menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya,” ungkap Jokowi kepada PM Kishida pagi ini (27/7/2022).
Perdana Menteri Fumio Kishida pun menanggapi.
"Saya ingin mewarisi keinginan Abe dan berusaha untuk lebih memperkuat hubungan antara Jepang dan Indonesia kini dan masa mendatang," papar Kishida.
Baca juga: Terbang dari Beijing ke Jepang, Presiden Jokowi Tiba di Bandara Haneda Tengah Malam
Baca juga: Sejumlah Kesepakatan Indonesia-China Usia Pertemuan Jokowi dan Xi Jinping
Perdana Menteri Fumio Kishida mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi), yang mengunjungi Jepang dan tiba jam 24:30 pagi ini (27/7/2022) lewat bandara internasional Haneda.
"Kami ingin mempromosikan kerja sama dengan negara Indonesia menuju perkembangan baru FOIP atau Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka, dan berdasarkan ASEAN Outlook AOIP di Indo-Pasifik," kata PM Kishida kepada Presiden Jokowi pagi ini (27/7/2022).
Sore ini Jokowi dijadwakan bertemu dengan Kaisar Jepang dan Permaisuri di rumah kediaman resmi Istana Kekaisaran Jepang.
Seorang analis Jepang-Indonesia menilai pertemuan ini sangat penting apalagi dalam kaitan pertemuan G20 di Bali.
“Jepang merupakan mitra ekonomi yang penting mungkin dapat kerjasama ekonomi di bidang energi terbarukan untuk dekarbonisasi dan industri yang berkaitan dengan kendaraan listrik, serta untuk mempererat hubungan dengan Indonesia," sebutnya.
“Negara-negara seperti Jepang dan China penting untuk menjadikan G20 sebagai tempat di mana kita dapat menyelesaikan banyak tantangan global yang kita hadapi saat ini dan untuk memastikan KTT di Bali," lanjutnya.