Taiwan Meyakini China Kerahkan Kapal dan Pesawat Tempur untuk Simulasi Penyerangan
Kapal perang dan pesawat tempur China langgar garis median, militer Taiwan yakin Beijing melakukan simulasi untuk menyerang Taiwan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Miftah
China juga memutuskan dialog dengan AS terkait sejumlah bidang, termasuk militer dan perubahan iklim.
Kementerian Luar Negeri di Beijing juga menangguhkan kerjasama untuk melawan kejahatan lintas batas dan perdagangan narkoba.
Amerika Serikat menyebut tindakan China tidak bertanggung jawab.
Jumat lalu, Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengatakan pihaknya melakukan latihan udara dan laut di utara, barat daya dan timur Taiwan untuk menguji "kemampuan tempur gabungan" pasukan.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan Washington telah berulang kali menegaskan bahwa pihaknya tidak mencari masalah atas kunjungan Pelosi ke Taiwan.
Blinken menekankan bahwa AS tidak akan mengambil tindakan untuk memprovokasi krisis, tetapi akan mendukung sekutu dan melakukan transit udara dan laut standar melalui Selat Taiwan.
"Kami akan terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan," kata dia.
Menanggapi hal itu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi kembali memperingatkan AS.
Baca juga: Komandan Militer AS di Jepang Siap Siaga Hadapi Agresi China
Baca juga: Tak Cukup Beri Sanksi ke Nancy Pelosi, China Juga Batalkan Sejumlah Agenda dan Kerja Sama dengan AS
"Saya mendengar bahwa Menteri Luar Negeri AS Blinken mengadakan konferensi persnya dan menyebarkan beberapa informasi yang salah dan tidak berbicara dengan jujur."
"Kami ingin mengeluarkan peringatan kepada Amerika Serikat: Jangan bertindak gegabah, jangan menciptakan krisis yang lebih besar," kata Wang, dalam konferensi pers pada Jumat (5/8/2022).
Jing Quan, seorang pejabat senior Kedutaan Besar China di Washington, menggemakan pernyataan tersebut.
"Satu-satunya jalan keluar dari krisis ini adalah bahwa pihak AS harus segera mengambil tindakan untuk memperbaiki kesalahannya dan menghilangkan dampak serius dari kunjungan Pelosi," ujarnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)