WHO Sumbang PCR Kit untuk Sri Lanka, Dapat Mendiagnosis hingga 730 Kasus Monkeypox
WHO baru-baru ini menyerahkan kiriman alat uji Polymerase Chain Reaction (PCR) Real Time untuk virus cacar monyet ke Sri Lanka.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini menyerahkan kiriman alat uji Polymerase Chain Reaction (PCR) Real Time untuk virus cacar monyet (Monkeypox) ke Sri Lanka.
Kit ini dapat digunakan untuk mendiagnosis hingga 730 kasus Monkeypox.
Memperkuat pengawasan dan penyelidikan laboratorium terkait Monkeypox sangat penting untuk mengidentifikasi kasus dan klaster secara cepat serta memastikan isolasi kasus secara tepat waktu demi mencegah penularan lebih lanjut.
WHO selanjutnya akan mendukung penerapan strategi yang tidak hanya direkomendasikan untuk pencegahan dan pengendalian penyakit saja, namun juga penemuan kasus, pelacakan kontak (tracing), tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi, menjangkau komunitas berisiko tinggi, manajemen klinis dan komunikasi risiko.
Baca juga: Sebanyak 9 dari 10 Suspek Monkeypox di Indonesia Dinyatakan Negatif, Termasuk di Pati Jawa Tengah
Dikutip dari laman www.dailynews.lk, Selasa (9/8/2022), perwakilan WHO untuk Sri Lanka Dr Alaka Singh secara resmi menyerahkan alat tes tersebut kepada Menteri Kesehatan Sri Lanka Keheliya Rambukwella di Kementerian Kesehatan.
Menurut WHO, wabah Monkeypox yang ditemukan di banyak negara mewakili Darurat Kesehatan Masyarakat yang menjadi perhatian internasional, ini merupakan tingkat tertinggi peringatan kesehatan masyarakat global.
Sejak Januari hingga Juli 2022, lebih dari 19.000 kasus kemungkinan Monkeypox dan dikonfirmasi di laboratorium telah dilaporkan ke WHO berasal dari setidaknya 78 negara di 6 wilayah WHO, termasuk Asia Tenggara.
Monkeypox dapat menyebabkan munculnya berbagai tanda dan gejala, termasuk demam, ruam hingga pembengkakan kelenjar getah bening, yang dapat secara mudah terkontaminasi dengan gejala penyakit lain, seperti cacar air, campak, dan infeksi bakteri pada kulit.
Dalam mayoritas kasus, gejala memang dapat mereda dalam beberapa minggu.
Namun, dalam beberapa kasus terutama diantara bayi yang baru lahir, anak-anak dan orang-orang dengan defisiensi imun yang mendasarinya, infeksi dapat menyebabkan komplikasi medis bahkan kematian.
Sejak Januari lalu, 5 kematian akibat Monkeypox telah dilaporkan ke WHO.