Rusia Rekrut Napi Pembunuhan untuk Perang, Janjikan Amnesti hingga Bayar Nyawa Mereka dengan Rp1,2 M
Rusia merekrut narapidana pembunuh untuk ikut perang di Ukraina. Kremlin menjanjikan amnesti enam bulan hingga akan memberi uang Rp 1,2 miliar.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Miftah
"Kami tahu dia berada di Oblast Rostov," kata Oksana, seraya menambahkan bahwa dia mengklaim dia berada di penjara lain.
"Dia meneleponnya di nomor WhatsApp baru pada 10 Juli dan memintanya untuk mengirim salinan paspornya sehingga dia akan mendapatkan upahnya," katanya.
Ini berarti kecil kemungkinan dia berada di penjara, katanya, karena upah narapidana dari kerja penjara biasanya dibayarkan ke rekening mereka sendiri.
"Saya berhubungan dengan banyak kerabat dan mereka semua memiliki skenario yang sama: Kirim detail paspor. Tidak ada kontak," katanya.
"Ini adalah bagian populasi yang paling tidak dilindungi. Putin mengatakan tidak ada wajib militer yang akan dikirim, tapi memang begitu. Dengan narapidana, akan sangat sulit untuk mengungkapkan bahwa mereka telah dikirim."
Pada akhir Juli, sang ibu menerima pesan dari nomor baru lainnya, yang biasa ditulis dalam bahasa Rusia putranya yang rusak.
Dia bersikeras bahwa dia sehat, dan baik-baik saja, tetapi tidak memberikan rincian tentang keberadaannya.
"Ada beberapa waktu tersisa tetapi itu akan cepat. Ketika saya bisa, saya akan menelepon Anda," tulisnya.
Sang ibu kemudian ditelepon oleh seseorang yang memperkenalkan diri mereka sebagai "akuntan", yang berjanji akan memberikan gaji anaknya secara tunai seminggu kemudian.
Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Rica Agustina)