Rusia Enggan Akui Serangan Ukraina Hancurkan 9 Pesawatnya di Krimea, Sebut Itu Ulah Perokok Ceroboh
Rusia enggan mengakui serangan Ukraina telah menghancurkan pesawat tempurnya di Krimea, dan menyalahkan perokok ceroboh atas ledakan di pangkalan itu.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Rusia membantah ada pesawat yang rusak dalam ledakan mematikan di pangkalan udara Saky, Krimea, pada Selasa (9/8/2022).
Rusia juga enggan mengakui adanya serangan di wilayah yang direbut dari Ukraina pada 2014 itu.
Tetapi foto-foto satelit dengan jelas menunjukkan setidaknya tujuh pesawat tempur telah diledakkan dan yang lainnya mungkin rusak.
Sementara Ukraina mengatakan ada sembilan pesawat tempur Rusia hancur dalam serangkaian ledakan itu.
Pejabat Ukraina berhenti secara terbuka mengklaim bertanggung jawab atas insiden tersebut, sambil mengejek penjelasan Rusia bahwa seorang perokok yang ceroboh mungkin telah menyebabkan amunisi di pangkalan udara Saky terbakar dan meledak.
Analis juga mengatakan penjelasan itu tidak masuk akal dan Ukraina bisa saja menggunakan rudal anti-kapal untuk menyerang pangkalan tersebut.
Baca juga: Delapan Pesawat Tempur Rusia Luluh Lantak Oleh Senjata Berpresisi Tinggi di Krimea
Jika pasukan Ukraina, pada kenyataannya, bertanggung jawab atas ledakan itu, itu akan menjadi serangan besar pertama yang diketahui di situs militer Rusia di Semenanjung Krimea.
Pesawat tempur Rusia telah menggunakan pangkalan udara Saky untuk menyerang daerah di selatan Ukraina.
Krimea memiliki makna strategis dan simbolis yang sangat besar bagi kedua belah pihak.
Tuntutan Kremlin agar Ukraina mengakui Krimea sebagai bagian dari Rusia telah menjadi salah satu syarat utama untuk mengakhiri pertempuran, sementara Ukraina telah berjanji untuk mengusir Rusia dari semenanjung dan semua wilayah pendudukan lainnya.
Lebih lanjut, ledakan hari Selasa yang menewaskan satu orang dan melukai 14 lainnya, membuat para turis melarikan diri dengan panik ketika gumpalan asap membubung di atas garis pantai di dekatnya.
Video menunjukkan jendela pecah dan lubang di tembok beberapa bangunan.
Seorang turis, Natalia Lipovaya, mengatakan "bumi telah hilang dari bawah kaki saya" setelah ledakan dahsyat itu.
Sergey Milochinsky, seorang penduduk setempat, ingat mendengar suara gemuruh dan melihat awan jamur dari jendelanya.