Setahun Taliban Berkuasa: Wanita Afghanistan Masih Tuntut Hak-hak Perempuan hingga Dipukuli Pejuang
Setahun Taliban berkuasa, wanita Afghanistan masih menuntut hak-hak perempuan hingga dipukuli para pejuang saat demonstrasi.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Sri Juliati
Badan-badan bantuan internasional mengatakan setengah dari 38 juta orang di negara itu menghadapi kemiskinan ekstrem.
Seorang penjaga toko dari Kandahar, Noor Mohammad mengatakan dia membenci dirinya sendiri karena menjual barang-barang dengan harga tinggi.
Baca juga: Setahun Setelah Taliban Berkuasa, Penerjemah yang Membantu Militer Australia Masih Menunggu Visa
"Orang-orang yang datang ke toko kami mengeluhkan harga yang begitu tinggi sehingga kami para pemilik toko mulai membenci diri kami sendiri," kata Mohammad.
Namun, bagi para pejuang Taliban, kegembiraan kemenangan membayangi krisis ekonomi saat ini.
"Kami mungkin miskin, kami mungkin menghadapi kesulitan, tetapi bendera putih Islam sekarang akan berkibar tinggi selamanya di Afghanistan," kata seorang pejuang yang menjaga taman umum di Kabul.
Tepat setahun yang lalu, kelompok garis keras itu merebut Kabul setelah serangan kilat nasional mereka terhadap pasukan pemerintah mengakhiri 20 tahun intervensi militer pimpinan Amerika Serikat (AS).
"Kami memenuhi kewajiban jihad dan membebaskan negara kami," kata Hekmat.
Penarikan pasukan asing yang kacau berlanjut hingga 31 Agustus 2021.
Puluhan ribu orang bergegas ke bandara Kabul berharap dievakuasi dalam penerbangan apa pun dari Afghanistan.
Gambar kerumunan menyerbu bandara ditayangkan di buletin berita di seluruh dunia.
Sejumlah warga Afghanistan yang naik ke atas pesawat dan beberapa berpegangan pada pesawat kargo militer AS yang akan berangkat saat meluncur di landasan pacu.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)