Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia Sebut Inggris Munafik karena Pertanyakan Haknya Duduk di G20

Kedubes Rusia di London menilai pernyataan Inggris munafik karena juga terlibat dalam sejumlah kampanye militer ilegal seperti di Irak hingga Suriah.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Rusia Sebut Inggris Munafik karena Pertanyakan Haknya Duduk di G20
Alexey NIKOLSKY / Sputnik / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di Kremlin di Moskow pada 21 Februari 2022. - Kedubes Rusia di London menilai pernyataan Inggris munafik karena juga terlibat dalam sejumlah kampanye militer ilegal seperti di Irak hingga Suriah. 

Samarkand juga bisa menjadi tempat pembicaraan antara para pemimpin Asia Tengah dan Timur Tengah.

India's Express melaporkan, Perdana Menteri India Narendra Modi, PM Pakistan Shehbaz Sharif dan bahkan Erdogan dari Turki dapat menghadiri KTT di Samarkand.

KTT Samarkand dan KTT G20 di Bali akan memberikan kesempatan untuk diskusi tatap muka kritis pada saat ketegangan yang sangat tinggi, terutama atas invasi Rusia ke Ukraina dan sikap militer agresif China di sekitar Taiwan.

AS Tolak Permintaan Kyiv

Amerika Serikat (AS) menolak permintaan Ukraina untuk memberlakukan larangan visa menyeluruh bagi Rusia.

Amerika Serikat beralasan tidak ingin menutup jalur perlindungan bagi para pembangkang Rusia dan orang-orang yang rentan terhadap pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Permintaan larangan visa menyeluruh untuk Rusia diutarakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam wawancaranya dengan Washington Post, awal bulan ini.

Berita Rekomendasi

Zelensky mengatakan Rusia harus "hidup di dunia mereka sendiri sampai mereka mengubah filosofi mereka".

Permintaan itu bukan hanya kepada AS, tapi Zelensky juga mendesak Uni Eropa (UE) memberlakukan larangan tersebut.

Ia menyerukan kepada negara-negara anggota UE agar melarang visa bagi warga negara Rusia supaya blok itu tidak menjadi "supermarket" yang terbuka bagi siapa saja.

Departemen Luar Negeri AS memberikan tanggapan mengenai desakan Ukraina pada Senin (22/8/2022).

Seorang juru bicara departemen mengatakan, pemerintahan Presiden Joe Biden sebelumnya telah memberlakukan pembatasan visa bagi pejabat Rusia yang terlibat dalam invasi ke Ukraina.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden positif Covid-19.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. - Kedubes Rusia di London menilai pernyataan Inggris munafik karena juga terlibat dalam sejumlah kampanye militer ilegal seperti di Irak hingga Suriah. (Brendan SMIALOWSKI / AFP, SAUL LOEB / AFP)

Baca juga: Ukraina Bantah Dalangi Pembunuhan Salah Sasaran di Dekat Moskow

Baca juga: Cerita Pengungsi Ukraina di UK: Tak Punya Tempat Tinggal Tetap, Setiap Hari Khawatir akan Direlokasi

"AS tidak ingin menutup jalur perlindungan dan keamanan bagi para pembangkang Rusia atau lainnya yang rentan terhadap pelanggaran hak asasi manusia," kata juru bicara itu, lapor The Guardian. 

"Kami juga sudah jelas bahwa penting untuk menarik garis antara tindakan pemerintah Rusia dan kebijakannya di Ukraina, dan rakyat Rusia," tambah juru bicara itu.

Beberapa pemimpin UE seperti Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin dan mitranya dari Estonia, Kaja Kallas, telah menyerukan larangan visa di seluruh UE.

Di sisi lain, Kanselir Jerman Olaf Scholz, menentang seruan tersebut.

Ia mengatakan masyarakat Rusia harus meninggalkan negaranya jika mereka tidak setuju dengan rezim.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas