Malaysia Putuskan Izin Penggunaan Ganja untuk Medis Sebelum Akhir Tahun
Pemerintah Malaysia akan mengambil sikap tentang izin penggunaan ganja untuk tujuan medis sebelum akhir 2022.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Pemerintah Malaysia akan mengambil sikap tentang izin penggunaan ganja untuk tujuan medis sebelum akhir 2022.
Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin mengatakan Thailand telah berbagi banyak pandangan dan pengalaman terkait penggunaan ganja untuk tujuan pengobatan dan budidaya, selama kunjungan bilateralnya ke negara tersebut.
"Saya yakin kami akan dapat mempelajari pengalaman Thailand untuk menyesuaikannya dengan konteks Malaysia saat kami memutuskan apakah akan mengizinkan penggunaan ganja untuk tujuan medis atau tidak," jelas Khairy.
Ia menambahkan jika usulan tersebut disetujui, maka pemerintah Malaysia akan menentukan dalam kerangka apa dan bagaimana ganja itu akan digunakan.
"Saya ingin bergerak cepat, saya yakin kami akan mampu mengambil sikap tahun ini. Keputusan utama 'Ya atau Tidak' akan dibuat tahun ini dengan kebijakan yang mungkin akan dilaksanakan tahun depan, itu target saya," kata Khairy.
Perlu diketahui, kunjungan Khairy ke Thailand itu atas undangan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand Anutin Charnvirakul untuk mengeksplorasi potensi manfaat kesehatan ganja.
Baca juga: Thailand Tolak Turis yang Hanya Ingin Merokok Ganja di Negaranya
Karena Thailand adalah negara Asia Tenggara pertama yang melegalkan penggunaan ganja untuk tujuan pengobatan.
Dikutip dari Malaymail, Jumat (26/8/2022), selama kunjungan kerjanya, Khairy dan delegasi juga mengunjungi Government Pharmaceutical Organization (GPO).
Dia mendapatkan pengarahan tentang kebijakan ganja Thailand, termasuk praktik, metode budidaya, penelitian serta penggunaan ganja untuk tujuan pengobatan.
Baca juga: Mencari Obat Kangen Masakan Aceh: Dari Ayam Tangkap, Keumamah hingga Sambal Ganja
Ia juga mengadakan pertemuan dengan para pemain utama industri ganja di Thailand selain mengunjungi Siam Cannabis Land di Pattaya di mana ia diberikan pengarahan dan mengunjungi rumah kaca serta perkebunan berbagai jenis ganja.
Khairy kemudian menjelaskan bahwa penggunaan ganja untuk tujuan medis bukan merupakan hal baru di Malaysia.
Karena pada tahun 2014, Sativex yang mengandung cannabidiol (CBD) dan tetrahydrocannabinol (THC) telah disetujui penggunaannya di Malaysia untuk mengobati kejang otot.
Namun, produk tersebut tidak diterima dengan baik di pasar lokal sehingga dibatalkan pendaftarannya.