Putin Teken Dekrit untuk Tambah Pasukan, Jenderal AS: Bukti Rusia dalam Masalah di Ukraina
Keputusan Putin menambah pasukan di tengah invasinya ke Ukraina dianggap menunjukkan kondisi genting pasukan Rusia karena perang.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
Intelijen Inggris dalam pembaruannya pada Minggu (28/8/2022), menyinggung soal keputusan pemimpin Rusia itu.
Menurut intelijen Inggris, belum jelas bagaimana langkah Moskow untuk meningkatkan anggota militernya, apakah dengan merekrut tentara kontrak atau meningkatkan target tahunan wajib militer.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa di bawah undang-undang Rusia yang sekarang berlaku, keputusan tersebut tidak mungkin membuat "kemajuan substantif" menuju peningkatan kekuatan tempur Rusia, lapor Guardian.
Menurut laporan AP News, Rusia mewajibkan semua pria usia 18 hingga 27 tahun untuk menjalani wajib militer setidaknya satu tahun.
Namun, banyak yang menghindarinya karena alasan kesehatan atau kuliah.
Ketika militer Rusia terhenti di Ukraina, Kremlin dalam beberapa bulan terakhir telah melakukan beberapa upaya untuk menemukan rekrutan baru.
Baca juga: AS Bakal Tunjuk Dubes Arktik, Cegah Ancaman Rusia di Wilayah Kutub Utara
Rusia menawarkan bonus uang tunai kepada sukarelawan yang berperang di Ukraina, lapor intelijen Inggris pada awal Agustus ini.
Kremlin juga dilaporkan memaksa sedikitnya 430 penambang dari wilayah Luhansk untuk turun ke medan perang, menurut gubernur Serhiy Haidai.
Tetapi upaya perekrutan yang meningkat memiliki beberapa konsekuensi.
Grup Wagner, yang membantu perekrutan militer Rusia, diduga telah menurunkan standar rekrutmennya karena kerugian besar.
Sementara itu, pasukan lain telah dikerahkan ke garis depan di Ukraina dengan sedikit atau tanpa pelatihan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)