Saat kompartemen bawah kapal dipenuhi air, kru bergegas mengevakuasi penumpang sebanyak mungkin ke sekoci dalam jumlah terbatas sebelum kapal tenggelam.

Operator telegraf nirkabel mengirimkan serangkaian pesan Kode Morse yang semakin panik, termasuk apa yang telah menjadi sinyal marabahaya paling terkenal di dunia, dot dot dot dash dash dash dot dot dot (SOS).

Baca juga: Sejarah Hari Ini, 15 April: Peristiwa Tenggelamnya Kapal Titanic

Lebih dari 1.500 penumpang dan awak tewas dan hanya sekitar 710 penumpang yang selamat.

Setelah kecelakaan itu, Titanic belum ditemukan di dasar Samudra Atlantik.

Beberapa puluh tahun kemudian, sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh Jean-Louis Michel dan Robert Ballard berhasil mencapai bangkai kapal pada 1 September 1985.

Bangkai Kapal Titanic ditemukan terbelah saat tenggelam, dengan bagian haluan dan buritan terletak kira-kira sepertiga terpisah satu mil.

Ajaibnya, haluan Kapal Titanic masih utuh.

Sementara buritan menunjukkan kerusakan struktural yang parah, kemungkinan rata akibat benturan saat menghantam dasar laut.

Ada bidang puing-puing yang membentang seluas 5 kali 3 mil, diisi dengan pecahan furnitur, peralatan makan, sepatu dan sepatu bot, dan barang-barang pribadi lainnya.

Baca juga: Ingin Jelajah Kapal Titanic Lebih Dekat? Siap Rogoh Kocek Rp 1,8 Miliar

Sejak penemuannya, bangkai Kapal Titanic telah memburuk.

Kerusakan itu bukan hanya dari kerusakan yang tidak disengaja oleh operasi penyelamatan.

Namun, juga disebabakan oleh sebuah perusahaan bernama RMS Titanic Inc. yang menghancurkan kapal ketika mengambil lonceng Titanic.

Bangkai Titanic juga pernah tertabrak sebuah kapal selam yang dikemudikkan oleh dua orang pada tahun 2019.

Selain itu, kerusakan juga disebabkan oleh bakteri pemakan besi di lambung kapal.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Titanic