Kuburan Massal Berisi Ratusan Jenazah Manusia Ditemukan di Kota Izium Ukraina
Kepala Penyelidik Kepolisian Kharkiv, Serhiy Bolvinov, mengatakan investigasi forensik akan dilakukan terhadap seluruh jasad.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Ditemukan kuburan massal di kota Izium, Ukraina.
Kota ini sebelumnya diduduki tentara Rusia.
Otoritas Ukraina menjelaskan penemuan kuburan massal itu terjadi setelah Ukraina berhasil merebut kembali kota tersebut dari tangan Rusia.
Pada Kamis (15/9/2022), kepolisian setempat mengungkapkan mereka menemukan lebih dari 440 jasad di kuburan massal tersebut.
Mereka juga menambahkan beberapa orang terbunuh karena penembakan dan serangan udara.
Kepala Penyelidik Kepolisian Kharkiv, Serhiy Bolvinov, mengatakan investigasi forensik akan dilakukan terhadap seluruh jasad.
“Saya bisa katakan ini adalah salah satu situs kuburan massal terbesar di kota besar di area yang dibebaskan. 440 jasad dikubur dalam satu tempat,” kata Bolvinov dikutip dari South China Morning Post.
“Beberapa tewas karena tembakan artileri, sedangkan yang lainnya tewas karena serangan udara,” lanjutnya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pun menyalahkan Rusia atas kuburan massal tersebut.
Baca juga: Ukraina Serang Wilayah Rusia, Satu Orang Tewas
Ia pun menghubungkan penemuan mengerikan itu dengan apa yang terjadi di Bucha.
Dimana juga ditemukan adanya kuburan massal ketika Rusia berusaha merebut Kiev pada awal invasi.
Ukraina dan sekutu Barat-nya telah menuduh pasukan Rusia melakukan kejahatan perang di sana.
Rusia sendiri berulang kali membantah telah menargetkan warga sipil dalam invasi mereka, atau melakukan kejahatan perang.
Was-was
Penduduk Rusia yang tinggal di dekat perbatasan Ukraina khawatir menjadi sasaran tembak menyusul kemunduran pasukan Moskow di Kharkiv.
Menurut laporan The Moscow Times, serangan balasan dari pasukan Ukraina membuat militer Rusia mundur hingga ke perbatasan.
"Saya ingin mengetahui seberapa aman penduduk Shebekino akibat kejadian baru-baru ini? Kami takut," tulis Olga Podtyolkova di postingan grup media sosial lokal.
Kota Shebekino hanya berjarak sekitar lima kilometer dari perbatasan dengan Ukraina.
"Mereka menembak dalam jarak dekat. Apakah kita sudah dibom?" keluh Natalia Lyovina, seorang penduduk Valuyki, sebuah desa sekitar 15 kilometer dari Ukraina, di situs media sosial VKontakte pada Rabu lalu.
Valuyki dan Shebekino keduanya merupakan pemukiman di wilayah Belgorod, Rusia.
Tepi selatan dari wilayah ini menjadi jalur kontak de-facto setelah pasukan Rusia yang menduduki wilayah Kharkiv, Ukraina didorong mundur awal bulan ini.
Meskipun Kyiv tidak memberikan indikasi bahwa pasukan Ukraina akan maju ke Rusia, serangan lintas perbatasan menjadi lebih sering dalam beberapa hari terakhir.
"Penduduk desa perbatasan Krasnyi Khutor dievakuasi pada Rabu menyusul penembakan dari pihak Ukraina," tulis Gubernur wilayah Belgorod, Vyacheslav Gladkov di Telegram.
Serangan serupa di desa Shelaevo, kurang dari 10 kilometer dari Ukraina, menyebabkan dua penduduk setempat terluka pada Selasa (13/9/2022), menurut Gladkov.
Pertempuran di dekat perbatasan Rusia-Ukraina di daerah lain, termasuk wilayah Kursk dan Bryansk Rusia, telah terjadi secara sporadis sejak awal invasi pada Februari.
Ini mengakibatkan kerusakan pada beberapa kota dan desa di wilayah Rusia.
Pejabat Ukraina telah mengadopsi kebijakan "ambiguitas strategis" terhadap serangan di wilayah perbatasan Rusia, tidak membenarkan atau menyangkal keterlibatan.
Menanggapi rangkaian serangan, Gubernur Gladkov memerintahkan pejabat untuk memastikan semua penghuni blok apartemen di wilayah tersebut memiliki akses ke ruang bawah tanah jika terjadi serangan udara.
The Moscow Times melaporkan, kota-kota dan desa-desa di seluruh wilayah dekat perbatasan tampaknya tidak siap dengan serangan Ukraina skala penuh jika itu terwujud.
"Bagaimana kita bisa mengandalkan ruang bawah tanah yang tergenang air dan di mana pipa 'diperbaiki' dengan selotip?" tanya Alisa Tomsina, yang tinggal di distrik Shebekinsky di wilayah Belgorod selama siaran langsung dengan kepala distrik Vladimir Zhdanov, Selasa lalu.
Seperti pejabat distrik setempat lainnya, Zhdanov telah mengadakan siaran langsung setiap hari untuk mengatasi kekhawatiran warga menyusul perintah awal pekan ini dari Gubernur Gladkov.
Sumber: South China Morning Post/Kompas.TV/The Moscow Times