Teken Surat Keanggotaan, Iran Resmi Gabung di Organisasi SCO yang Diinisiasi China dan Rusia
Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) merupakan kelompok keamanan yang dibentuk oleh Beijing dan Moskow sebagai penyeimbang terhadap pengaruh AS.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, TASHKENT – Iran sepakat menandatangani Memorandum of Obligations untuk menjadi anggota tetap di The Shanghai Cooperation Organization atau Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO).
“Dengan menandatangani dokumen keanggotaan penuh SCO, kini Iran telah memasuki tahap baru dalam kerjasama ekonomi, komersial, transit dan energi,” tulis Hossein Amirabdollahian, menteri luar negeri Iran.
Dilansir dari Aljazeera, Jumat (16/9/2022) pernyataan itu muncul saat para pemimpin dari China, India, Kazakhstan, Kirgistan, Pakistan, Rusia, Tajikistan, dan Uzbekistan menuju ke kota terakhir Samarkand untuk menghadiri pertemuan puncak delapan anggota SCO, sebuah kelompok keamanan yang dibentuk oleh Beijing dan Moskow sebagai penyeimbang terhadap pengaruh Amerika Serikat (AS).
Afghanistan, Belarus, Iran, dan Mongolia adalah negara pengamat, sedangkan organisasi tersebut memiliki enam “mitra dialog” yang terdiri dari Armenia, Azerbaijan, Kamboja, Nepal, Sri Lanka, dan Turki.
Tahun lalu, SCO yang tengah berkembang pesat telah menyetujui aplikasi aksesi Iran, sementara pemerintah di Teheran meminta anggotanya untuk membantunya membentuk mekanisme untuk mencegah sanksi yang dikenakan oleh Barat atas program nuklirnya yang disengketakan.
Baca juga: Amerika Jatuhkan Sanksi terhadap Afiliasi IRGC Iran atas Kejahatan Siber
“Hubungan antara negara-negara yang mendapat sanksi AS, seperti Iran, Rusia atau negara lain, dapat mengatasi berbagai masalah dan membuat mereka lebih kuat,” kata Ebrahim Raisi, Presiden Iran.
Dalam pernyataannya bersama Ebrahim Raisi, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa hubungan antara Rusia dan Iran saat ini telah berkembang secara positif.
Baca juga: Ukraina Klaim Telah Jatuhkan Drone Shahed Buatan Iran yang Digunakan Rusia
Di sisi lain, ekonomi Iran telah terpukul keras sejak 2018, ketika Presiden AS saat itu Donald Trump secara sepihak meninggalkan kesepakatan nuklir.