Pasar Kosmetik Halal Diperkirakan Capai 773 Miliar Dolar AS, Jepang Ikut Bikin Produk Kosmetik Halal
Besarnya potensi pasar kosmetik halal membuat Jepang ini mengincar pasar kosmetik dengan mencoba membuat kosmetik halal.
Editor: Dewi Agustina
"Jangan menggunakan produk hewani seperti darah, babi, bagian tubuh manusia, karnivora, reptil, serangga, atau alkohol sebagai bahan baku. Oleh karena itu, bahan-bahan mau tidak mau terbatas pada bahan-bahan nabati."
Selain itu, seluruh proses, mulai dari pengadaan bahan baku, proses manufaktur, penyimpanan, distribusi, dan logistik, harus halal.
Pertimbangkan perlakuan terhadap pekerja dan pastikan tidak ada pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh kemasan produk. Pengujian hewan juga dilarang. Dengan kata lain, proses produksi harus beretika.
Dinar Standard, sebuah firma riset dan penasihat yang mengkhususkan diri dalam pasar Islam yang sedang berkembang, mengatakan tahun lalu bahwa pengeluaran Muslim untuk kosmetik meningkat 6,8 persen tahun-ke-tahun, mencapai US$70 miliar (sekitar ¥9 triliun) di tahun 2022.
Kosmetik halal, yang diperkirakan akan mencapai US$93 miliar (sekitar 12 triliun yen) pada tahun 2025, disukai oleh generasi muda sebelum generasi milenial dan konsumen Muslim dari generasi milenial, yang dikenal sebagai "generasi M."
Generasi M dikatakan memiliki minat yang kuat pada fashion dan hiburan, menggunakan media sosial, mematuhi ajaran Islam, dan menetapkan standar etika yang ketat untuk barang-barang yang mereka beli.
Kelompok lain yang lebih memilih kosmetik halal adalah non-Muslim.
Awal tahun ini, Benchmark Company, yang melakukan penelitian khusus di lembaga keuangan, mensurvei lebih dari 2.000 pembeli kosmetik wanita di Amerika Serikat tentang sikap dan kebiasaan mereka terkait bahan dan kemasan kosmetik.
64% mengatakan sangat penting bahwa produk kecantikan dan perawatan pribadi yang mereka beli berkelanjutan. Tiga tahun lalu, itu masih 58%.
Ketika ditanya elemen apa yang diperlukan? Lalu menyebut "merek kecantikan berkelanjutan".
Menghadapi bukan kekejaman terhadap hewan, Vegan jadi pilihan sebesar 86%.
Ini diikuti oleh 75% yang mengatakan mereka "diproduksi secara etis dengan cara yang tidak membahayakan lingkungan atau manusia".
Baca juga: Geliat Pasar Skincare Muslim, Kosmetik Halal Sesuai Syariat Islam Diburu
Kemudian 74% mengatakan mereka "tidak menggunakan zat berbahaya bagi lingkungan alam", hampir sama dengan tiga tahun lalu.
Untuk kemasan, 70% mengatakan mereka sengaja menggunakan produk kecantikan dan perawatan pribadi yang menggunakan bahan yang dapat didaur ulang dan dapat digunakan kembali dalam kemasannya.