Pasar Kosmetik Halal Diperkirakan Capai 773 Miliar Dolar AS, Jepang Ikut Bikin Produk Kosmetik Halal
Besarnya potensi pasar kosmetik halal membuat Jepang ini mengincar pasar kosmetik dengan mencoba membuat kosmetik halal.
Editor: Dewi Agustina
Setelah itu, 48% responden mengatakan bahwa mereka menggunakan produk yang dibungkus dengan bahan biodegradable, dan 36% menggunakan produk yang menggunakan kemasan isi ulang.
Hasil survei ini menunjukkan produk kosmetik seperti apa yang disukai dan benar-benar dibeli oleh wanita non-Muslim biasa.
Kalau diperhatikan bahwa menjadi sulit untuk menarik garis antara kosmetik berkelanjutan dan kosmetik halal.
Mohamed Elkahrawi, CEO World Halal Authority, lembaga sertifikasi halal Italia, mengatakan bahwa kosmetik yang terbuat dari bahan alami, seperti kosmetik yang berkelanjutan, dan pertimbangan etis sejalan dengan prinsip halal.
Tak heran jika wanita non-Muslim tertarik dengan kosmetik halal dan membelinya.
Ketika konsumen, baik Muslim atau non-Muslim, khawatir tentang dampak lingkungan dan etika produk mereka, ketika mereka membeli kosmetik, sulit untuk memeriksa bahan bakunya.
Bahkan melihat daftar pada paket, sulit untuk mengatakan apa itu.
"Sertifikasi halal berguna dalam kasus seperti itu. Sertifikasi halal memastikan bahwa produk dan layanan memenuhi persyaratan hukum Islam dan layak untuk dikonsumsi."
"Pemeriksaan ketat dilakukan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh dewan Islam di masing-masing negara, dan jika lulus, mereka diizinkan menggunakan "tanda halal" pada produk yang relevan."
Salah satu hal penting untuk mendapatkan sertifikasi halal adalah transparansi proses produksi produk, dimulai dengan ketertelusuran.
Menurut jajak pendapat yang diperkenalkan pada tahun 2021 oleh British Beauty Council, sebuah kelompok industri yang mempromosikan dan mempromosikan pengembangan industri kecantikan di Inggris, hampir setengah dari 23.000 orang yang membeli kosmetik memiliki nilai dan sikap merek.
"Kami menemukan bahwa mereka menginginkan lebih banyak informasi, kejelasan dan transparansi tentang upaya lingkungan mereka."
Selain itu, menurut Survei Konsumen Inova 2020, perusahaan riset pasar makanan, Inova Market Insights, tiga dari lima konsumen di seluruh dunia menginginkan “transparansi” dalam produk.
"Industri kosmetik sendiri mengakui bahwa transparansi dalam operasional perusahaan, termasuk ketertelusuran sumber bahan baku dan proses produksi, akan semakin dipertanyakan ke depan."