Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Putin ke PM India: Moskow akan Melakukan Apa Saja untuk Mengakhiri Perang Secepat Mungkin

Presiden Rusia, Vladimir Putin menyatakan bahwa pihaknya akan mengakhiri perang dengan Ukraina sesegera mungkin

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Putin ke PM India: Moskow akan Melakukan Apa Saja untuk Mengakhiri Perang Secepat Mungkin
AFP/MONEY SHARMA via DW INDONESIA
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) disambut Perdana Menteri India Narendra Modi (kanan) di New Delhi, India, pada 2021. Vladimir Putin menyatakan bahwa pihaknya akan mengakhiri perang dengan Ukraina sesegera mungkin. Ucapan ini muncul setelah pasukan Rusia mengalami rentetan kekalahan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Presiden Rusia, Vladimir Putin menyatakan bahwa pihaknya akan mengakhiri perang dengan Ukraina sesegera mungkin. Ucapan ini muncul setelah pasukan Rusia mengalami rentetan kekalahan.

"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk menyelesaikannya sesegera mungkin," jelas Putin dikutip dari Tass, Minggu (18/9/2022).

Melalui perbincangannya dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di sela-sela KTT SCO di Samarkand, Uzbekistan. Presiden Putin menyebut jumlah pasukannya yang berada di kawasan tempur Ukraina telah mundur, setelah setelah tentara Ukraina gencar melancarkan serangan balik terutama di dekat Kharkiv.

Baca juga: UPDATE Perang Rusia-Ukraina: Rep Ceko Serukan Pengadilan Internasional, Susul Temuan Kuburan Massal

Bahkan bendera Ukraina telah kembali berkibar di puluhan pemukiman usai tentara Kyiv berhasil merebut kembali sejengkal demi sejengkal tanah dari pasukan Rusia. Pernyataan tersebut diungkap Putin lantaran Presiden India itu memiliki kekhawatiran berlebih tentang Ukraina.

“Saya tahu posisi Anda dalam konflik di Ukraina, kekhawatiran yang terus-menerus Anda ungkapkan, Moskow akan melakukan apa saja untuk mengakhiri perang Ukraina secepat mungkin,” jelas Putin pada Modi, sambil mengerucutkan bibirnya, meliriknya, dan kemudian menunduk sebelum menyentuh rambut di belakang kepalanya.

Bersamaan dengan itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan dunia harus melihat apa yang telah dilakukan tentara Rusia. Melalui panggilan di Telegram, Zelensky mengungkap bahwa pasukannya yang berhasil menguasai Kota Izium dari tentara Rusia berhasil menemukan kuburan massal. Belum diketahui berapa jumlah mayat yang berada di kuburan massal itu, namun Zelensky memperkirakan setidaknya ada lebih dari empat ratus mayat yang berada di hutan dekat Izium.

BERITA TERKAIT

 “Kami masih belum tahu persis berapa banyak mayat di sana namun Rusia telah menjadi sumber terorisme terbesar di dunia, dan tidak ada kekuatan teroris lain yang meninggalkan begitu banyak kematian,” sambung Zelensky.

Selain merebut kota Izium, pasukan Ukraina diketahui juga telah sukses mengambil alih lebih dari 20 kota dan desa hanya dalam satu hari terakhir dalam serangan balasan yang dilakukan pada pekan ini.

Untuk memperkuat benteng pertahanan pasukan Kiev dari ancaman Rusia, pemerintah AS diketahui telah menyetujui paket baru bantuan senjata tambahan untuk Ukraina senilai 600 juta dolar AS berupa roket GMLRS canggih untuk militer Kiev.

Baca juga: Putin Ancam Balas Aksi Teror Ukraina hingga Sebut Pasukan Rusia Tak akan Hentikan Serangan

Bantuan militer tambahan yang diumumkan Gedung Putih pada hari Kamis (15/9/2022) itu merupakan kiriman pasokan untuk mendukung militer Kiev meluncurkan serangan balasan besar-bersan terhadap pasukan invasi Rusia.

Tanggapan Perdana Menteri India

Perdana Menteri India Narendra Modi secara mengejutkan mengkritik Presiden Vladimir Putin saat keduanya bertatap muka.

Modi mengutarakan kritikannya di depan muka Putin langsung terkait invasi Rusia ke Ukraina.

Menurut Modi, saat ini bukanlah saatnya untuk perang.

Modi pun mengatakan kepada Putin tentang perlunya bergerak ke jalan damai, dan mengingatkan akan pentingnya demokrasi, diplomasi dan dialog.

Komentar Modi itu dilontarkan dalam pertemuan tatap muka di sela-sela pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Shanghai di Samarkand, Uzbekistan, Jumat (16/9/2022).

Pernyataan Modi itu menyoroti meningkatnya isolasi Rusia di panggung diplomatik.

Kritikan itu datang setelah Putin mengakui bahwa China juga memiliki pertanyaan dan kekhawatiran atas invasi tersebut.

Baca juga: Volodymyr Zelenskyy Akan Izinkan Rusia Ekspor Pupuk Melalui Negaranya, Ini Syaratnya

“Saya tahu bahwa era hari ini bukan perang dan kami telah berbicara dengan Anda berkali-kali melalui telepon tentang masalah bahwa demokrasi, diplomasi dan dialog adalah semua hal yang menyentuh dunia,” kata Modi menurut pembacaan pertemuan oleh Kementerian India dikutip dari CNN.

“Kami pasti akan mendapat kesempatan untuk membahas bagaimana kami dapat bergerak ke jalan perdamaian dalam beberapa hari mendatang. Saya juga akan mendapatkan kesempatan untuk memahami sudut pandang Anda,” tambahnya.

Agresi Tentara Rusia Mulai Mengalami Kemunduran

Rusia sendiri tengah mengalami kemunduran pada serangannya di Ukraina, setelah mengalami sejumlah kekalahan pada beberapa pekan terakhir.

Ukraina mengeklaim telah merebut kembali sekitar 8.000 km persegi wilayahnya yang sempat diduduki Rusia.

Baca juga: Pemerintah Ukraina Usulkan UU yang Akan Penjarakan Warganya Jika Kantongi Paspor Rusia

Putin sendiri dikabarkan berusaha membentuk dan memperkuat aliansi pada pertemuan di Samarkand, yang mendatangkan pemimpin dari China, India, Pakistan, Iran, dan empat negara Asia Tengah. 

Kemunduran pasukan Moskow di wilayah tersebut telah memicu kritik dari sejumlah pengamat militer Rusia.

Militer Putin sempat melancarkan serangan balik kepada Ukraina.

Mereka menyerang infrastuktur, termasuk bendungan reservoir dan pasokan listrik.

Terkait hal ini, Putin mengatakan serangan itu bisa menjadi lebih buruk.

"Baru-baru ini, angkatan bersenjata Rusia telah melakukan beberapa pukulan sensitif. Anggap saja itu adalah peringatan. Jika situasinya terus berkembang seperti ini, maka responsnya akan lebih serius," katanya.

Putin juga mengatakan Rusia secara bertahap mengambil kendali atas wilayah baru Ukraina.

Ditanya apakah apa yang dia sebut "operasi militer khusus" perlu dikoreksi, Putin menjawab:

"Rencana itu tidak dapat disesuaikan."

Baca juga: Viral Presiden Rusia Berdiri Menunggu Presiden Kirgistan, Pejabat Ukraina: Putin Dipermalukan Lagi

"Staf Umum menganggap satu hal penting, hal lain sekunder - tetapi tugas utama tetap tidak berubah, dan itu sedang dilaksanakan," kata Putin.

"Tujuan utamanya adalah pembebasan seluruh wilayah Donbas," tandasnya.

Donbas terdiri dari dua provinsi yang sebagian besar berbahasa Rusia di Ukraina timur.

Pertama yakni Luhansk, yang sekarang sepenuhnya berada di bawah kendali pasukan separatis yang didukung Rusia dan Rusia.

Provinsi kedua yakni Donetsk, yang sebagian dari wilayahnya juga telah berada di bawah kendali.

Namun, Rusia sekarang menempati sekitar seperlima dari Ukraina secara keseluruhan, termasuk sebagian besar provinsi Zaporizhzhia dan Kherson di selatan.

Di luar itu ada Krimea, yang direbutnya pada tahun 2014 dan dianggap sebagai bagian dari Rusia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas