Demo Anti-Mobilisasi Putin Pecah di Rusia, 1.300 Orang Ditangkap
Pasukan keamanan telah menangkap lebih dari 1.300 orang di Rusia saat protes yang menentang mobilisasi militer Vladimir Putin, Rabu (21/9/2022).
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan keamanan telah menangkap lebih dari 1.300 orang di Rusia pada Rabu (21/9/2022).
Mereka ditangkap saat protes yang mengecam mobilisasi.
Protes pecah beberapa jam setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi militer pertama Rusia sejak perang dunia kedua.
Kelompok pemantau protes OVD-Info independen mengatakan bahwa menurut informasi yang dikumpulkan dari 38 kota Rusia, lebih dari 1.311 orang telah ditahan hingga larut malam.
Dikatakan angka-angka itu termasuk setidaknya 502 di Moskow dan 524 di St Petersburg, kota terpadat kedua di Rusia.
Demonstrasi tanpa sanksi adalah ilegal di bawah undang-undang anti-protes Rusia.
Baca juga: Sekutu Putin dan Pasukan Rusia yang Ditahan Ukraina Ditukar dengan 200 Tentara Batalion Azov
Pejabat kementerian dalam negeri Rusia, Irina Volk, mengatakan para petugas telah mempersingkat upaya untuk menggelar apa yang disebutnya protes kecil.
"Di sejumlah daerah, ada upaya untuk melakukan tindakan tidak sah yang melibatkan sejumlah kecil peserta," kata Volk, seperti dilansir The Guardian.
“Ini semua dihentikan. Dan orang-orang yang melanggar hukum ditahan dan dibawa ke kantor polisi untuk penyelidikan dan menetapkan tanggung jawab mereka.”
Harga penerbangan satu arah dari Rusia meroket dan terjual habis dengan cepat pada hari Rabu, setelah Putin memerintahkan panggilan segera 300.000 cadangan.
Gerakan oposisi Vesna menyerukan protes.
“Ribuan pria Rusia, ayah, saudara, dan suami kita, akan dilemparkan ke dalam penggiling daging perang. Untuk apa mereka akan mati? Apa yang akan ibu dan anak tangisi?” katanya.
Kantor kejaksaan Moskow memperingatkan bahwa mengorganisir atau berpartisipasi dalam protes dapat menyebabkan ancaman hukuman hingga 15 tahun penjara.
Pihak berwenang telah mengeluarkan peringatan serupa menjelang protes lainnya.