Negara-negara Baltik Menolak Melindungi Warga Rusia yang Kabur dari Mobilisasi Militer
Latvia, Lithuania dan Estonia tidak akan menawarkan perlindungan kepada warga negara Rusia yang kabur dari perintah mobilisasi militer.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Fajar Nasucha
Di antaranya untuk pembangkang Rusia yang mencari perlindungan di Uni Eropa (UE) bersama pengemudi truk, pengungsi dan penduduk tetap negara anggota UE, serta mereka yang ingin mengunjungi keluarga dekat.
Kepanikan di Rusia
Dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Russia 24, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan bahwa Rusia memiliki 25 juta pria berbadan sehat yang siap bertugas.
Namun, kata dia, pemerintah hanya akan memanggil 300.000 orang dengan pengalaman militer.
Mereka akan diberikan pelatihan tambahan sebelum dikirim ke garis depan, dan tidak termasuk siswa atau mantan wajib militer.
Shoigu juga mengklaim bahwa 5.397 tentara Rusia tewas dalam konflik di Ukraina.
Sebelumnya, pada Selasa (20/9/2022), Duma secara tiba-tiba mengesahkan undang-undang yang menjatuhkan hukuman untuk penjarahan, menolak untuk berperang, menyerah dan desersi.
Aturan baru ini berlaku selama mobilisasi, masa perang dan darurat militer.
Menurut dekrit baru, tentara cadangan akan diperlakukan sama seperti tentara kontrak biasa jika mereka gagal melapor untuk bertugas.
"Mereka kalah perang dan mereka ingin melakukan sesuatu agar tidak kalah," kata Oleg Ignatov, seorang analis Crisis Group yang berbasis di Moskow, kepada Al Jazeera.
Baca juga: Berita Foto : Polisi Rusia Tangkapi Penentang Mobilisasi Militer Parsial
Baca juga: Penerbangan Keluar dari Rusia Ludes Terjual setelah Putin Umumkan Mobilisasi Militer
"Saya pikir masalah utamanya adalah mereka kekurangan personel di lapangan – mereka tidak memiliki cukup tentara untuk menyerang Ukraina, atau bahkan melindungi daerah yang diduduki. Mereka ingin menutup kesenjangan dengan Ukraina dan itulah mengapa mereka menyatakan mobilisasi," imbuhnya.
Pada Rabu (21/9/2022) malam, sesaat setelah pengumuman Putin, demonstrasi pecah di kota-kota di seluruh Rusia.
Ivan Zhdanov, sekutu dekat pemimpin oposisi yang dipenjara Alexey Navalny, mengatakan tim Navalny siap mendukung semua aksi anti-perang.
Menurut Google Trends, beberapa jam sebelum pengumuman Putin, pertanyaan "bagaimana meninggalkan Rusia" melonjak di mesin pencari, seperti halnya "bagaimana mematahkan lengan".
Di hari yang sama, semua penerbangan ke Istanbul dan hampir semua penerbangan ke Yerevan terjual habis.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)