Takut Disuruh Ikut Perang di Ukraina, Warga Rusia Ramai-ramai Tinggalkan Negaranya
Meski hukum Rusia melarang adanya pergerakan jika dilakukan mobilisasi umum, namun Kremlin belum mengambil langkah menutup perbatasan Rusia.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Warga Rusia ketakutan dan ribuan pria dengan usia sesuai wajib militer memutuskan kabur dari negara itu.
Sedangkan yang lainnya mulai merencanakan cara untuk menghindari dikirim ke garis depan ke Ukraina.
Hal itu terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bakal adanya mobilisasi militer parsial untuk perang di Ukraina.
Seorang warga Moskow pun mengungkapkan keengganannya untuk bergabung dengan tentara Rusia.
“Saya tak ingin menjadi umpan untuk meriam,” tutur pria berusia 30 tahun yang meminta anonimitas itu kepada The Moscow Times, Rabu (21/9/2022).
Baca juga: Oposisi Rusia Protes Mobilisasi Militer: Ayah dan Suami Kita Dilempar ke Penggiling Daging Perang
Cara paling tepat untuk menghindari wajib militer adalah meninggalkan negara itu ke Armenia, Turki atau Azerbaijan.
Ketiga negara itu mengizinkan orang Rusia masuk tanpa visa.
Tiket untuk pergi ke negara-negara tersebut dilaporkan sudah terjual habis.
“Saudara saya ketakutan. Kami mencoba membelikannya tiket pesawat di mana saja,” ujar seorang perempuan Rusia, yang saudaranya baru saja menyelesaikan wajib militernya.
“Kami hanya berharap ia bisa melewati perbatasan tanpa ada masalah,” tutur perempuan yang menolak disebutkan namanya.
Hal yang sama diungkapkan Oleg, 29 tahun yang baru menyelesaikan wajib militernya.
“Tentu saja saya takut. Saya ingin menghindari wajib militer, dan akan meninggalkan negara ini jika keuangan saya memungkinkan dan memiliki teman di luar negeri,” ujarnya.
“Saya sedang mencari tahu apa yang mungkin bisa dilakukan,” katanya.
Meski hukum Rusia melarang adanya pergerakan jika dilakukan mobilisasi umum namun Kremlin belum mengambil langkah menutup perbatasan Rusia.