Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Siapa Mahsa Amini? Wanita Iran yang Kematiannya Memicu Aksi Protes Besar-besaran di Berbagai Negara

Protes besar-besar terjadi buntut kematian Mahsa Amini? Siapa Mahsa Amini? berikut beberapa hal yang perlu diketahui tentang kematiannya

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Siapa Mahsa Amini? Wanita Iran yang Kematiannya Memicu Aksi Protes Besar-besaran di Berbagai Negara
OZAN KOSE / AFP
Seorang pengunjuk rasa memegang potret Mahsa Amini selama demonstrasi mendukung Amini, seorang wanita muda Iran yang meninggal setelah ditangkap di Teheran oleh polisi moral Republik Islam, di jalan Istiklal di Istanbul pada 20 September 2022. Amini (22) saat itu melakukan kunjungan bersama keluarganya ke ibukota Iran ketika dia ditahan pada 13 September oleh unit polisi yang bertanggung jawab untuk menegakkan aturan berpakaian ketat Iran untuk wanita, termasuk mengenakan jilbab di depan umum. Amini dinyatakan meninggal pada 16 September oleh televisi pemerintah setelah menghabiskan tiga hari dalam keadaan koma. 

Tetapi tidak disebutkan apakah polisi memiliki hak untuk sewenang-wenang menangkap warga di tanpa bentuk jaminan pengadilan.

Faktanya, tindakan yang disebut 'polisi moral' telah dikritik habis-habisan oleh Kantor Hak Asasi Manusia PBB.

PBB mengatakan bahwa polisi moral telah menargetkan wanita.

Badan itu mengklaim telah memverifikasi video di mana wanita ditampar, dipukuli dengan pentungan dan dilemparkan ke mobil polisi karena mereka mengenakan jilbab yang terlalu longgar.

Aksi itu juga telah dikritik oleh dua Ayatollah paling senior di Iran.

Kasus serupa

Kasus Mahsa Amini bukan satu-satunya kasus paling terkenal dalam beberapa bulan terakhir.

Berita Rekomendasi

Pada bulan Juli lalu, seorang penulis dan seniman berusia 28 tahun, Sepideh Rashno, ditangkap karena mengenakan 'pakaian yang tidak pantas'.

Ia merupakan salah satu dari banyak wanita (dan pria) yang secara terbuka memprotes 'hari jilbab dan kesucian' Iran pada 12 Juli.

Rashno kemudian terlihat di TV pemerintah membuat permintaan maaf resmi.

Dia mengenakan jilbab penuh dan tampak tenang.

Organisasi hak asasi manusia, termasuk HRANA, mengatakan Rashno menunjukkan tanda-tanda penyiksaan dan kemungkinan besar dia adalah salah satu dari banyak wanita yang dipaksa meminta maaf.

Rashno tetap dalam tahanan, dan kasusnya menarik protes luas dan kampanye pada bulan Agustus.

Penjabat Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Nada Al-Nashif mengatakan:

"Kematian tragis Mahsa Amini dan tuduhan penyiksaan dan penganiayaan harus segera, dengan tidak memihak, diselidiki secara efektif oleh otoritas independen yang kompeten, yang memastikan, khususnya, bahwa keluarganya memiliki akses ke keadilan dan kebenaran."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas