Asal-usul Rumor Xi Jinping Dikudeta hingga Nama Jenderal Li Qiaoming Diisukan Jadi Penggantinya
Rumor Presiden China Xi Jinping dikudeta bermula dari cuitan sebuah akun Twitter.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
Kemudian banyak orang di media sosial berspekulasi bahwa dia akan menggantikan Xi Jinping.
Lantas, bagaimana awal mula rumor kudeta ini?
Salah satu penyebutan pertama dari rumor kudeta China, berasal dari akun Twitter berbahasa China yang misterius, @5xyxh.
Akun berbahasa China itu memiliki lebih dari 70.000 pengikut.
Di bionya tertulis: "Ini adalah tanggung jawab saya untuk belajar dan melindungi negara."
Pada 22 September 2022 lalu, akun @5xyxh menulis sebuah cuitan berbahasa China mengenai isu kudeta yang berbunyi:
"Xi mengunjungi Asia Tengah pada tanggal 14, dan Hu dan Wen (Mantan Presiden Hu Jintao dan Mantan Perdana Menteri Wen Jiabao) berhasil membujuk Song Ping, mantan anggota Komite Tetap untuk menyingkirkan Xi dari kekuatan militer. Jiang Zeng dan anggota Komite Sentral di Beijing diberitahu dalam satu baris. Anggota Komite Tetap asli menghapus kekuatan militernya dengan mengacungkan tangan."
"Ketika dia (Xi) mengetahuinya, dia kembali ke Beijing pada malam tanggal 16, dikendalikan di bandara, dan sekarang berada di bawah tahanan rumah di rumah Zhongnanhai. Kisah nyata akan diumumkan pada Sidang Pleno Ketujuh Komite Sentral ke-19. Tidak dapat memverifikasi."
Mantan menteri pemerintah India dan anggota parlemen yang sudah lama menjabat, Subramanian Swamy, juga angkat bicara soal spekulasi tersebut.
"Rumor baru yang harus diperiksa: Apakah Xi Jinping di bawah tahanan rumah di Beijing? Ketika Xi berada di Samarkand baru-baru ini, para pemimpin Partai Komunis China seharusnya telah mencopot Xi dari penanggung jawab Angkatan Darat Partai. Kemudian tahanan rumah menyusul. Begitu juga rumornya," ujarnya.
Benarkah rumor tersebut?
Masih menurut laporan Asia Markets, Xi Jinping lebih rentan daripada yang dipikirkan banyak orang dengan Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok di bawah tiga minggu lagi.
Pada pertemuan itu dia akan mencalonkan diri kembali untuk masa jabatan ketiga sebagai Presiden, sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh Presiden China sebelumnya.
Xi menghadapi kemarahan dari kelas menengah karena sektor properti negara itu ambruk dan penduduk semakin frustrasi oleh strategi nol Covid-19.