Bertemu di New York, Menlu RI - Menlu Ethiopia Bahas Vaksin Global
Kemlu RI menyatakan pertemuan Retno Marsudi dengan Lia Tadesse Gebremedhin untuk membahas vaksinasi global.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI), Retno Marsudi dan Menteri Kesehatan (Menkes) Ethiopia, Lia Tadesse Gebremedhin bertemu di sela-sela High Level Week Sidang Majelis Umum (SMU) ke-77 PBB di New York, Jumat (24/09/2022).
Kemlu RI menyatakan pertemuan Retno Marsudi dengan Lia Tadesse Gebremedhin untuk membahas vaksinasi global.
Kedua Menteri bersama dengan Menteri Pembangunan Internasional Kanada adalah Ketua Bersama COVAX Advance Market Commitment Engagement Group (AMC-EG).
"Indonesia tetap berkomitmen memperjuangkan distribusi dan akses yang adil untuk produk penanggulangan Covid-19," ujar Menlu Retno Marsudi dalam keterangannya, Senin (26/9/2022).
Menlu juga sampaikan bahwa di masa depan, COVAX dapat memainkan perannya untuk perkuat kapasitas negara berkembang dan arsitektur kesehatan global.
“COVAX dapat bantu persiapan yang lebih baik untuk hadapi potensi pandemi lainnya karena mandat kerja COVAX akan diperpanjang hingga 2023," sambung Retno.
Sebagai forum kerja sama multilateral, menurut Retno Marsudi COVAX telah buktikan bahwa multilateralisme bekerja efektif.
Hingga kini, sedikitnya 1,84 miliar dosis vaksin telah dikirim oleh COVAX melalui jalur multilateral.
Sekira 79 negara telah capai target vaksinasi sebesar 70 persen, termasuk Indonesia.
Melalui COVAX, Indonesia telah mendapatkan 130,662,975 (25,6%) dosis vaksin Covid-19 secara gratis.
Baca juga: Jemput Bola Vaksin Covid-19 untuk Kelompok Disabilitas Perlu Dilakukan
Sementara itu, Menkes Lia Tadesse Gebremedhin sampaikan bahwa struktur COVAX perlu disesuaikan dengan perkembangan pandemi, khususnya dalam upaya meningkatkan kapasitas bagi negara-negara dalam kesiapsiagaan menghadapi potensi pandemi lainnya.
Kedua menteri sepakat untuk melihat kembali kebutuhan bagi COVAX agar dapat terus bekerja dengan WHO.
Kedua menteri juga sepakat memastikan negara-negara memiliki sumber daya yang diperlukan untuk mempercepat dan mengembangkan strategi kesehatan nasionalnya.