Indonesia dan Jepang Petakan Dekarbonisasi Bersama Negara Lain
konferensi internasional tentang dekarbonisasi diadakan di Tokyo, dengan para menteri dari Jepang, Asia Tenggara dan negara-negara lain berpartisipasi
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemerintah Indonesia khususnya kementerian energi dipimpin Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif yang saat ini berada di Tokyo, bersama pemerintah Jepang dan negara lain memetakan Dekarbonisasi bersama.
"Pemerintah Jepang melanjutkan diskusi dengan Indonesia, Thailand dan negara-negara lain berdasarkan peta jalan dekarbonisasinya sendiri," ungkap sumber Tribunnews.com Rabu (28/9/2022).
“Energi adalah pengubah permainan, dan struktur keraknya berubah secara signifikan. Dunia baru berupa pergerakan energy tectonics (crustal movement). Jepang akan mengusulkan dukungan keuangan, dukungan pengembangan sumber daya manusia, berbagi pengetahuan, dan teknik all-in-one,” ungkap Go Hayata , Direktur, Divisi Minyak dan Gas Bumi, Badan Sumber Daya Alam dan Energi, Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang.
Pada tanggal 26 September, konferensi internasional tentang dekarbonisasi diadakan di Tokyo, dengan para menteri dari Jepang, Asia Tenggara, dan negara-negara lain berpartisipasi.
Faktanya, negara-negara di seluruh dunia saat ini memainkan tawar-menawar sengit di belakang layar untuk memimpin dalam dekarbonisasi Asia Tenggara.
Para menteri terkait energi dari Asia Tenggara dan Timur Tengah datang silih berganti ke Hotel New Otani di Tokyo. Pertemuan Tingkat Menteri Kemitraan Pertumbuhan Hijau Asia, sebuah konferensi internasional untuk mempromosikan dekarbonisasi di Asia, diadakan dengan partisipasi dari 22 negara dan organisasi internasional.
Acara ini diselenggarakan oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang.
“Teknologi bersih Jepang untuk mengurangi emisi CO2 sekali lagi menarik harapan dan perhatian dari negara-negara Eropa,” ungkap Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Yasutoshi Nishimura.
Negara-negara berkembang di Asia tertinggal dalam pengenalan energi terbarukan.
Menurut survei Badan Energi Internasional, bahan bakar fosil diperkirakan akan menyumbang 70 persen hingga 80 persen dari energi di Asia Tenggara bahkan pada tahun 2050.
Ketika seluruh Asia beralih ke dekarbonisasi, sejumlah besar uang juga akan bergerak. siapa yang akan mendapatkannya?
Seorang pejabat Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, yang mengamati dengan seksama proses tawar-menawar di balik layar. Dia menjawab apa yang terjadi di balik layar.
“Sebenarnya di Asia, negara-negara maju telah memasuki kawasan dengan cara yang bisa disebut sebagai roadmap battle, dan dalam arti mereka sedang menyajikan roadmap yang nyaman bagi industrinya kepada pemerintah negara mitranya,” ungkap Hayata lagi.