Tolak Mobilisasi ke Ukraina, 194.000 Warga Rusia Dikabarkan Kabur ke Negara Tetangga
Sebagian besar warga Rusia memilih Georgia, Kazakhstan, dan Finlandia sebagai tempat pelarian.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Sebanyak 194.000 warga Rusia dikabarkan kabur sementara ke negara tetangga untuk menghindari kemungkinan mobilisasi parsial bergabung dengan militer Rusia untuk bertempur melawan pasukan Ukraina.
Kebijakan mobilisasi parsial yang diumumkan Presiden Rusia, Vladimir Putin, sejak awal memang tidak sepenuhnya mendapat dukungan dari rakyatnya.
Mengutip dari AP News, sebagian besar warga Rusia memilih eksodus ke Georgia, Kazakhstan, dan Finlandia sebagai tempat pelarian.
Mayoritas dari mereka kabur menggunakan mobil, sepeda, bahkan berjalan kaki. Eksodus massal ini tidak hanya dilakukan para pria.
Banyak dari mereka juga mengajak keluarga dan kerabatnya agar tidak merasakan dampak perang yang mungkin akan segera merambat ke Rusia.
Jalur darat akhirnya dipilih setelah banyak maskapai menaikkan harga di tengah tingginya permintaan rute internasional. Antrian panjang di wilayah perbatasan kini mulai mengular, begitu pula di stasiun pengisian bahan bakar.
Baca juga: Hindari Mobilisasi Parsial Rusia, Pria ini Berselancar Seberangi Sungai ke Estonia
Menurut data Yandex Maps, kemacetan lalu lintas menuju Verkhny Lars, perbatasan yang melintasi Georgia dari wilayah Ossetia Utara Rusia, membentang sekitar 15 km pada hari Selasa (27/9/2022).
Banyak laporan di media sosial juga menunjukkan ratusan pejalan kaki berbaris di pos pemeriksaan. Saat ini penjaga perbatasan Rusia melonggarkan peraturan dan mengizinkan orang untuk menyeberang dengan berjalan kaki.
Baca juga: Vladimir Putin Perintahkan Mobilisasi Militer, Warga Rusia Eksodus ke Perbatasan
Kementerian Dalam Negeri Georgia mengatakan lebih dari 53.000 orang Rusia telah memasuki negaranya sejak pekan lalu. Sementara pejabat Kementerian Dalam Negeri di Kazakhstan mengatakan 98.000 masuk ke negaranya.
Di Finlandia, badan penjaga perbatasannya melaporkan sudah ada lebih dari 43.000 warga negara Rusia yang masuk. Sekitar 3.000 orang lainnya memilih Mongolia.
Kazakhstan dan Georgia menjadi tujuan paling populer bagi mereka yang bepergian melalui darat karena keduanya menawarkan masuk bebas visa oleh warga negara Rusia.
Pemerintah Rusia kabarnya sedang berusaha membendung arus migrasi tersebut dengan mengutip undang-undang mobilisasi.
Baca juga: Rusia Tangguhkan Mobilisasi Mahasiswa dan Pelajar Jadi Tentara Cadangan
Moskow bahkan dikabarkan akan segera menutup perbatasan bagi semua pria yang sudah cukup umur untuk berperang. Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan bahwa hanya sekitar 300.000 orang yang akan dikerahkan sebagai pasukan tambahan.
Mereka adalah orang yang memiliki pengalaman perang atau dinas militer lainnya.
Namun, laporan telah muncul dari berbagai wilayah Rusia bahwa perekrut sedang mengumpulkan orang-orang di luar deskripsi itu.
Isu tersebut yang pada akhirnya memicu ketakutan di kalangan para pria, sehingga mereka berbondong-bondong melarikan diri dari Rusia.
Editor: Prihastomo Wahyu Widodo | Sumber: Kontan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.