Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia: AS Dapat Banyak Keuntungan dari Kerusakan Pipa Nord Stream

Vassily Nebenzia mengatakan "ledakan" yang menyebabkan kebocoran jaringan pipa Nord Stream telah membawa keuntungan bagi Amerika Serikat.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
zoom-in Rusia: AS Dapat Banyak Keuntungan dari Kerusakan Pipa Nord Stream
Kementerian Pertahanan Denmark
Lokasi kebocoran pipa Nord Stream 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Vassily Nebenzia menghadiri pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat (30/9/2022) kemarin.

Dalam pertemuan tersebut, Nebenzia berhenti menyalahkan Amerika Serikat atas kerusakan pipa Nord Stream di Laut Baltik, namun dia mengatakan Washington memiliki banyak keuntungan dalam perdagangan gas karena kerusakan pipa tersebut.

Pertemuan itu diadakan atas permintaan Rusia guna membahas kebocoran yang ditemukan pada Selasa (27/9/2022) lalu di jalur pipa Nord Stream 1 dan 2, yang pembangunannya menghabiskan dana miliaran dolar AS.

Baca juga: Norwegia: Drone Tak Dikenal Terlihat Sebelum Ledakan Nord Stream

Vassily Nebenzia mengatakan "ledakan" yang menyebabkan kebocoran jaringan pipa Nord Stream telah membawa keuntungan bagi Amerika Serikat.

"Pemasok gas alam cair Amerika harus merayakan peningkatan pasokan LNG yang berlipat ganda ke Eropa," kata Nebenzia, yang dikutip dari Reuters.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Amerika Serikat dan sekutunya telah meledakkan pipa Nord Stream.

"Sanksi tidak cukup untuk Anglo-Saxon: mereka pindah ke sabotase," ujar Putin, merujuk pada sanksi yang dijatuhkan AS dan negara-negara lain kepada Rusia atas invasi Moskow ke Ukraina.

Berita Rekomendasi

Gedung Putih telah menepis tuduhan itu. Dalam pertemuan tersebut, perwakilan AS untuk PBB, Richard M.Mills Jr. menegaskan Washington tidak terlibat dalam insiden kebocoran pipa Nord Stream.

"Biar saya perjelas, Amerika Serikat dengan tegas menyangkal keterlibatan apa pun dalam insiden ini dan kami menolak pernyataan yang mengatakan sebaliknya," tegas Mills.

Baca juga: Ini Tanggapan Pentagon Saat AS Dituduh Sabotase Nord Stream

AS telah meningkatkan ekspor LNG dalam beberapa tahun terakhir karena Rusia tidak dapat diandalkan untuk menjadi pemasok energi Eropa, tambah Mills. Dalam beberapa tahun terakhir Rusia telah memutus pasokan gas ke Eropa Timur di musim dingin, karena adanya perselisihan harga gas.

Keamanan sistem energi Eropa

Rusia, yang memangkas pengiriman gas ke Eropa sebagai tanggapan atas sanksi dari pihak Barat, juga mengatakan kemungkinan adanya sabotase pada kerusakan pipa Nord Stream 1.

Kebocoran pipa Nord Stream telah menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanan sistem energi di Eropa.

Penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, pada Jumat kemarin membahas perlindungan infrastruktur penting "setelah sabotase yang nyata dari jaringan pipa Nord Stream di Laut Baltik," kata Gedung Putih.

Analis mengatakan ada kemungkinan besar kerusakan pipa tersebut dilakukan oleh pihak yang memiliki akses ke teknologi yang lebih canggih.

Besarnya ledakan kemungkinan berhubungan dengan muatan bahan peledak beberapa ratus kilogram, kata perwakilan Denmark dan Swedia untuk PBB dalam sebuah surat tertanggal Kamis (29/9/2022) yang dikirim ke perwakilan Prancis untuk PBB.

Ledakan tersebut dapat berdampak pada iklim, karena kebocoran pipa menandai pelepasan metana terbesar, gas rumah kaca yang kuat, kata Program Lingkungan PBB.

Juru bicara perusahaan energ Rusia Gazprom, Sergei Kupriyanov, mengatakan dalam rapat dewan perusahaan bahwa 800 juta meter kubik gas alam telah lolos. Volume gas yang keluar setara dengan pasokan tiga bulan untuk Denmark, katanya.

Pipa Nord Stream 1, yang menghubungkan jalur utama gas Rusia ke Jerman, sudah ditutup dan kemungkinan pembukaan kembali pipa itu tidak akan mudah. Sementara pipa Nord Stream 2 belum memasuki operasi komersialnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas