Korea Utara Sebut Serentetan Peluncuran Rudal Balistiknya sebagai Bentuk Pertahanan dari Ancaman AS
Korea Utara menyebut serentetan peluncuran rudal balistik baru-baru ini sebagai bentuk pertahanan terhadap ancaman militer Amerika Serikat (AS).
Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Fajar Nasucha
Para pejabat di Seoul dan Washington telah memperingatkan selama berbulan-bulan bahwa Pyongyang mungkin juga akan melakukan uji coba nuklir lagi, kemungkinan setelah Kongres Partai China pada 16 Oktober.
Baca juga: Korea Utara Kembali Tembakkan Rudal Balistik ke Arah Jepang, Bentuk Protes Pengerahan Kapal Induk AS
Korea Utara: Kapal Induk AS Perburuk Ketegangan
Korea Utara memperingatkan bahwa pemindahan kapal induk oleh AS di dekat Semenanjung Korea menyebabkan "percikan negatif yang sangat besar" dalam keamanan regional, Sabtu.
Pernyataan Kementerian Pertahanan Korea Utara muncul sehari setelah kapal induk bertenaga nuklir USS Ronald Reagan memulai babak baru latihan angkatan laut dengan kapal perang Korea Selatan di lepas pantai timur semenanjung itu.
Reagan dan kelompok tempurnya kembali ke daerah itu setelah Korea Utara menembakkan rudal yang kuat di wilayah udara Jepang awal pekan ini untuk memprotes pelatihan kelompok kapal induk sebelumnya dengan Korea Selatan.
"Penempatan kembali Reagan adalah suatu peristiwa percikan negatif yang sangat besar terhadap situasi regional," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Utara sebagaimana dikutip AP News.
"Angkatan bersenjata (Korea Utara) secara serius mendekati perkembangan situasi saat ini yang sangat mengkhawatirkan," tambahnya.
Dia juga menyebut kembalinya Reagan semacam gertakan militer untuk mengeluarkan peringatan Korea Utara terhadap latihan militer gabungan AS dan Korea Selatan yang sangat provokatif dan mengancam.
Korea Utara menganggap latihan militer AS-Korea Selatan sebagai latihan invasi dan sangat sensitif jika latihan tersebut melibatkan aset strategis AS seperti kapal induk.
Korea Utara berargumen bahwa pihaknya terpaksa mengejar program senjata nuklir untuk mengatasi ancaman nuklir AS.
Pejabat AS dan Korea Selatan telah berulang kali mengatakan mereka tidak memiliki niat untuk menyerang Korea Utara.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)