Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Usai Penembakan Massal di Thailand, Muncul Seruan Berantas dan Tindak Tegas Pengedar Narkoba

Pelaku pembunuhan massal telah dipecat dari kepolisian setelah terbukti atas kepemilikan obat-obatan terlarang pada bulan Januari lalu.

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Usai Penembakan Massal di Thailand, Muncul Seruan Berantas dan Tindak Tegas Pengedar Narkoba
AFP/HANDOUT
Selebaran dari halaman Facebook Biro Investigasi Pusat Thailand ini menunjukkan gambar mantan polisi Panya Khamrab, yang diyakini telah membunuh sedikitnya 30 orang dalam penembakan massal di sebuah pembibitan di provinsi Nong Bua Lam Phu, Thailand utara. - Sedikitnya 30 orang tewas termasuk 23 anak-anak setelah seorang pria bersenjatakan pistol dan pisau menyerbu sebuah kamar bayi di timur laut Thailand pada 6 Oktober 2022, kata polisi. (Photo by Handout / THAILAND'S CENTRAL INVESTIGATION BUREAU / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK – Insiden penembakan di tempat penitipan anak di Thailand yang menewaskan sedikitnya 36 orang, memunculkan seruan berantas dan menindak tegas para pengedar narkoba.

Dikutip dari Japan Times, Sabtu (8/10/2022) mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra mendesak pemerintah untuk mempercepat pemberantasan narkoba, terutama tablet metamfetamin.

Sebelumnya, pelaku pembunuhan massal telah dipecat dari kepolisian setelah terbukti atas kepemilikan obat-obatan terlarang pada bulan Januari lalu.

Baca juga: Tidak Ada WNI Korban Penembakan Massal di Thailand, Indonesia Sampaikan Duka Cita

Terlepas dari spekulasi bahwa pria berusia 34 tahun itu berada di bawah pengaruh narkoba, polisi di Thailand mengatakan hasil tes darah pelaku tidak menunjukkan indikasi pemakaian obat-obatan terlarang.

Sementara itu, partai-partai oposisi yang dipimpin oleh Pheu Thai, yang berafiliasi dengan Thaksin, mengkritik kebijakan anti-narkoba pemerintah yang lemah.

"Kegagalan pemerintah Prayut untuk menekan peredaran narkoba mengakibatkan harga murah, yang mengarah ke insiden tragis ini," kata Pheu Thai Juthaporn Kateratorn, anggota parlemen.

Berita Rekomendasi

Pemimpin partai, Cholnan Srikaew mengatakan bahwa jika memilih untuk berkuasa, Pheu Thai akan menyusun kebijakan perang melawan narkoba untuk "membasmi sepenuhnya" narkoba.

Thailand sendiri merupakan negara yang dikategorikan tinggi dalam hal perdagangan narkoba di Asia Tenggara.

Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan mencatat bahwa nilai transaksi perdagangan narkoba di Thailand pada 2019 mencapai 130 miliar dolar AS.

"Pemerintah telah ketat dan efisien dalam upaya pemberantasan narkoba, penangkapan, dan rehabilitasi, tetapi setelah kejadian ini kami akan meninjau apa yang dapat kami lakukan lebih banyak,” kata Rachada Dhnadirek, juru bicara Pemerintah Thailand.

Aturan Penggunaan Senjata

Selain narkoba, Pemerintah Thailand juga menyoroti aturan kontrol senjata.

Menurut kepolisian, pelaku pembunuhan massal telah menggunakan senjata api yang diperoleh secara legal.

Baca juga: Tidak Ada WNI Korban Penembakan Massal di Thailand, Indonesia Sampaikan Duka Cita

Di samping itu, Mantan Senator Jon Ungphakorn menyerukan langkah-langkah pengendalian senjata yang ketat, serupa dengan yang dilakukan di Jepang, Inggris, dan negara-negara Eropa lainnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas