OPEC+ Pangkas Produksi Minyak, Benarkah Kini Arab Saudi Lebih Memihak Rusia daripada AS?
OPEC+ pangkas produksi minyak, AS panik, menuduh Arab Saudi dan negara-negara tetangganya lebih berpihak ke Rusia.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
Untuk mencapai banyak rencana ambisius negara saat ini serta untuk menjaga stabilitas politik, Riyadh bergantung pada pendapatan minyaknya.
Anggaran nasionalnya dibantu oleh harga minyak yang lebih tinggi.
Gejolak Hubungan Arab Saudi-AS
Hubungan antara Arab Saudi dan sekutu lamanya, AS, tidak terlalu baik dalam beberapa waktu terakhir.
Arab Saudi merasa bahwa AS tidak berbuat cukup ketika fasilitas minyaknya diserang oleh proksi Iran dari Yaman.
Arab Saudi merasa seolah-olah pelindung lamanya tidak lagi berdiri kokoh di sisinya.
Sementara AS, pembunuhan terhadap Jamal Khashoggi—yang dilaporkan intelijen AS dilakukan dengan sepengetahuan pemimpin Saudi—memainkan peran negatif.
Fakta bahwa misi udara Saudi di Yaman sering secara sembrono menargetkan warga sipil di Yaman juga membuat Arab Saudi menjadi mitra yang semakin bermasalah.
Kedua negara juga berbeda dalam hal cara terbaik untuk mencegah Iran, musuh tradisional Arab Saudi di kawasan itu, dari memperoleh senjata nuklir.
AS, di bawah Biden, berharap bahwa versi baru dari "kesepakatan Iran", tentang sanksi, akan menghentikan hal itu terjadi.
Meskipun mereka terlalu menyukai solusi diplomatik, Saudi tidak berpikir itu akan cukup.
Semua itu berarti bahwa aliansi tidak bisa lagi diterima begitu saja oleh kedua belah pihak.
"Saya ingin tahu apakah keputusan OPEC+ ini akan terjadi, jika dialog baru-baru ini antara Amerika dan Saudi lebih produktif," renung Saab.
Apa yang Terjadi Selanjutnya?
Dalam jangka panjang, ketegangan baru di antara Arab Saudi dan AS dapat memiliki konsekuensi bagi ikatan militer mereka, kata Saab kepada DW.
"Hubungan militer-ke-militer masih berfungsi," ujar Saab.
"Tetapi hampir tidak mungkin untuk melihat mereka berkembang tanpa adanya iklim politik dan kebijakan yang lebih menguntungkan."
"Jalur militer tidak dapat membawa hubungan ini sendiri."
Minggu ini ada seruan dari politisi senior AS untuk berhenti memasok senjata ke Saudi.
Saab memperkirakan bahwa, untuk saat ini, hubungan AS-Saudi akan semakin memburuk.
"Saya pikir Saudi telah mengambil keputusan tentang pemerintahan Biden," pungkasnya.
"Mereka telah mengetahui bahwa tidak ada harapan dalam hal memperbaiki hubungan itu."
"Tetapi mereka belum menyerah pada AS. Jadi mereka akan menunggu pemerintahan ini dan berharap bahwa yang berikutnya, akan diposisikan lebih baik untuk memperbaiki hubungan dengan Arab Saudi," ucapnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.