OPEC+ Pangkas Produksi Minyak, Benarkah Kini Arab Saudi Lebih Memihak Rusia daripada AS?
OPEC+ pangkas produksi minyak, AS panik, menuduh Arab Saudi dan negara-negara tetangganya lebih berpihak ke Rusia.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
Presiden Biden mengatakan akan ada konsekuensi untuk hubungan AS dengan Arab Saudi.
Keputusan OPEC+, dan peran Arab Saudi sebagai produsen minyak terbesar kedua di dunia, terasa seperti pengkhianatan terhadap AS.
Sebab, Presiden Biden sempat berkunjung ke Arab Saudi pada Juli lalu.
Kunjungan itu dilakukan setelah ada ketegangan beberapa tahun antara AS dan Arab Saudi, dipicu pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018.
Arab Saudi dikritik keras karena situasi hak asasi manusia di negara itu tidak membaik.
Tetapi kunjungan Biden dan sikap ramahnya terhadap Arab Saudi memiliki tujuan penting.
Perang di Ukraina dan konfrontasi politik dengan Rusia telah membuat harga energi global meroket dan ini bisa diturunkan jika Saudi meningkatkan produksi minyak.
Harga bahan bakar yang lebih rendah juga penting bagi partai Demokrat milik Presiden AS sendiri, yang akan mengikuti pemilihan paruh waktu pada awal November.
Pengumuman bahwa OPEC+ berencana untuk mengurangi produksi minyak akan berdampak sebaliknya.
Kemungkinan besar akan ada peningkatan harga di waktu yang sangat sensitif secara politis.
Salah satu majalah industri minyak bahkan memberi judul dalam salah satu artikelnya, "Apakah OPEC+ telah mendikte hasil pemilihan paruh waktu AS?"
Benarkah Arab Saudi Berpihak ke Rusia dan Melawan Ukraina dan AS?
Dengan semua konsekuensi itu, AS hanya melihat keputusan Arab Saudi dan OPEC+ adalah sebagai bentuk penghinaan, menurut Kersten Knipp.
Hal itu juga dapat dilihat sebagai dukungan diam-diam Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya untuk Rusia.