Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

OPEC+ Pangkas Produksi Minyak, Benarkah Kini Arab Saudi Lebih Memihak Rusia daripada AS?

OPEC+ pangkas produksi minyak, AS panik, menuduh Arab Saudi dan negara-negara tetangganya lebih berpihak ke Rusia.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in OPEC+ Pangkas Produksi Minyak, Benarkah Kini Arab Saudi Lebih Memihak Rusia daripada AS?
AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) berjabat tangan dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman selama pertemuan di sela-sela KTT G20 di Osaka pada 29 Juni 2019. OPEC+ pangkas produksi minyak, AS panik, menuduh Arab Saudi dan negara-negara tetangganya lebih berpihak ke Rusia. 

Pasalnya, keputusan OPEC+ ini dapat meniadakan dampak embargo minyak Rusia yang telah disepakati Uni Eropa pada awal Juni lalu.

Embargo itu seharusnya memotong anggaran Rusia dan dengan demikian menghabiskan dana perang negara itu.

Namun keputusan OPEC+ akan membuat harga minyak naik lagi, yang berarti bahwa Rusia akan menghasilkan lebih banyak uang dengan menjual minyaknya, bahkan jika tidak dapat menjual sebanyak itu.

Seperti yang ditulis oleh Marc Lynch, seorang profesor ilmu politik dan pakar Timur Tengah di Universitas George Washington di Washington di blognya bahwa "respons yang intens terhadap keputusan OPEC+ datang karena secara tegas menempatkan Arab Saudi di sisi lain dari apa yang dilihat Washington sebagai garis pemisah utama dalam politik dunia."

Garis ini memiliki Rusia di satu sisi dan Ukraina dan pendukung Baratnya di sisi lain.

Arab Saudi dan tetangga Teluknya lambat dalam mendukung langkah-langkah Eropa dan AS yang diambil terhadap Rusia.

"Keputusan itu akan menguntungkan Rusia dalam hal menghasilkan lebih banyak pendapatan dan keuntungan dari penjualan minyak mereka," ujar Bilal Saab, direktur pendiri Program Pertahanan dan Keamanan di Institut Timur Tengah yang berbasis di Washington, kepada DW.

Berita Rekomendasi

"Tetapi juga tidak akan memperlambat upaya perang Rusia melawan Ukraina."

Karena Uang

Sementara itu, Arab Saudi mengatakan bahwa keputusan OPEC+ murni tentang ekonomi, bukan politik.

"Minyak bukan senjata, bukan pesawat tempur, bukan tank, Anda tidak bisa menembaknya," kata Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir kepada penyiar AS Fox News.

"Kami melihat minyak sebagai komoditas ... di mana kami memiliki saham besar."

Saab dari Middle East Institute percaya bahwa Arab Saudi ingin mengirim sinyal ke Washington.

Arab Saudi menunjukkan bahwa ia akan mengejar kepentingan ekonominya sendiri.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas