Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terjadi di Jepang, Mau Mati Minta Dibunuh Pembunuh Bayaran, Biayanya 50.000 Yen

Seorang wanita yang mau mati, minta dibunuh, memposting pesan ke media sosial dan ditanggapi lelaki yang mau dan meminta biaya 50.000 yen.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Terjadi di Jepang, Mau Mati Minta Dibunuh Pembunuh Bayaran, Biayanya 50.000 Yen
NHK/Richard Susilo
Chatting antara yang "mau mati" dan lelaki pembunuh yang pasang harga 50.000 yen 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang wanita yang mau mati, minta dibunuh, memposting pesan ke media sosial dan ditanggapi lelaki yang mau mengerjakan permintaan itu, meminta biaya 50.000 yen.

"Saya mau mati, ada yang bisa membunuh saya? Berapa biayanya," begitulah pesan sang wanita memposting pesannya di media sosial Jepang diwawancarai NHK diungkapkan malam ini (13/10/2022).

Dari jawaban hasil chatting wanita itu dengan sang pembunuh bayaran, meminta upah 50.000 yen untuk memberesi sang wanita.

Lelaki yang mau melakukan perintah membunuh wanita itu adalah orang yang sama telah ditangkap polisi 10 Oktober lalu.

"Korban meminta saya untuk membunuhnya, dan saya mencekiknya," papar Isamu Ono (53), pengangguran di Higashi-ku, Sapporo, ditangkap 10 Oktober lalu, berbicara khusus kepada polisi yang menyelidikinya.

Polisi sedang menganalisis isi percakapan ponsel sang korban antara dua orang di SNS (chatting media sosial Jepang) sebelum kejadian dan menyelidiki detailnya.

Berita Rekomendasi

Ono dicurigai meninggalkan mayat seorang mahasiswi berusia 22 tahun di Kota Otaru di kamar apartemennya.

Menurut polisi, keduanya diyakini telah bertemu di media sosial, dan Ono telah mengakui tuduhan tersebut.

Selain itu, baru ditemukan dalam wawancara dengan penyidik bahwa dia telah menyatakan bahwa dia telah diminta untuk membunuhnya dengan mencekiknya di apartemennya setelah penyelidikan.

Korban seorang mahasiswi, hilang kontak dengan keluarganya setelah meninggalkan rumahnya pada tanggal 3 Oktober.

Diperkirakan  meninggal keesokan harinya sekitar tanggal 4 Oktober. Diketahui ada postingan yang menunjukkan keterlibatan dalam insiden tersebut.

Ponsel korban ditemukan di apartemen di tempat kejadian, dan polisi masih menganalisis isi pertukaran pesan dua orang di SNS sebelum kejadian untuk menyelidiki detailnya, dan juga akan melanjutkan penyelidikan atas dugaan pembunuhan.

Seorang wanita berusia 20-an yang tinggal di Hokkaido khawatir dan menulis "Aku ingin mati" di SNS, dan pada bulan Desember tahun lalu, dia menerima pesan dari Ono yang mengatakan "Aku akan membunuhmu, menjalankan perintahmu."

Setelah itu, dia terus berkomunikasi berkali-kali di SNS dan telepon, dan dikatakan bahwa Ono meminta 50.000 yen untuk biaya melakukan pembunuhan.

Juga, menurut wanita itu, tersangka berkata, "Jika menurut Anda lebih baik memilih kematian, saya menghormatinya," dan "Saya akan menghancurkan tubuh dan barang bukti di tempat kejadian, jadi saya tidak akan ditangkap polisi."

Wanita itu mengatakan bahwa dia terhalang oleh berita tentang kejadian itu, tetapi mengatakan tentang tersangka, "Di Internet, dia sangat baik, dan saya merasa dia adalah satu-satunya yang bisa mengerti perasaan saya."

Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif.

Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas