Akibat Perubahan Iklim dan Aktivitas Manusia, Populasi Satwa Liar di Dunia Menurun 69 Persen
WWF melacak satwa liar di dunia, yang tersebar di darat, udara dan air, hampir 32.000 populasi dari 5.230 spesies vertebrata antara tahun 1970 dan 201
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Bumi telah menghangat sebesar 12 derajat celcius sejak masa pra-industri, yang merupakan salah satu alasan mengapa spesies air tawar menunjukan penurunan populasi terbesar sebesar 83 persen.
Pada tahun 2021, suhu laut mencapai rekor terpanas untuk tahun ketiga berturut-turut. Hilangnya habitat dan adanya hambatan pada jalur migrasi, misalnya bendungan, telah mengancam populasi ikan.
Baca juga: Upaya Perlindungan Satwa Liar Langka Seperti Orang Utan dan Gajah Sumatera Terus Ditingkatkan
Pertemuan COP15 Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Keanekaragaman Hayati dijadwalkan akan berlangsung di Montreal, Kanada, pada bulan Desember.
Lambertini percaya, pertemuan itu akan menjadi kesempatan bagus bagi para pemimpin dunia menetapkan arah dalam memberikan solusi yang dapat menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati.
“Ada pepatah terkenal, 'Anda tidak dapat mengelola apa yang tidak dapat Anda ukur, sehingga diperlukan tujuan yang dapat dikelola. Iklim, misalnya, perlu mencapai emisi nol karbon bersih, tetapi kehilangan nol bersih keanekaragaman hayati tidak cukup baik, karena jumlah kerugian yang terjadi dalam waktu singkat," kata Lambertini.
Dia menambahkan, masyarakat dapat melakukan bagian mereka dengan mengikuti aturan sederhana seperti mengurangi konsumsi bahan bakar fosil dalam upaya menjaga keseimbangan dan kelestarian alam.