Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

92 Orang Ditemukan Telanjang dan Luka-luka di Perbatasan Yunani dan Turki, Ada Anak-anak

92 imigran ilegal ditemukan di perbatasa Yunani dan Turki, pada Jumat (15/10/2022), mereka ditemukan dalam kondisi luka-luka.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in 92 Orang Ditemukan Telanjang dan Luka-luka di Perbatasan Yunani dan Turki, Ada Anak-anak
euronews.com
Ilustrasi - Seorang bocah pengungsi mengintip melalui lubang di tempat penampungan plastik setelah melarikan diri dari rumahnya yang dilanda banjir, di pinggiran Peshawar, Pakistan, Minggu, 28 Agustus 2022. Di Perbatasan Yunani dan Turki, ada sebanyak 92 Orang ditemukan telanjang dan luka-luka, beberapa diantaranya adalah anak-anak. (Muhammad Sajjad / Associated Press) 

Para imigran tersebut langsung diberikan pertolongan, diberikan pakaian, makanan, dan ditahan di Polres Feres dan pos jaga perbatasan sejak Sabtu (16/10/2022).

Mereka akan dipindahkan ke pusat penerimaan dan identifikasi Fylakio dekat Orestiada, kota paling utara Yunani, dalam beberapa hari mendatang, di mana para pejabat UNHCR berharap bisa berbicara dengan mereka.

“UNHCR berharap dapat berbicara dengan kelompok tersebut dalam beberapa hari mendatang,” kata Nanou.

Baca juga: Tambang Batubara di Turki Meledak, 44 Orang Tewas

Turki dan Yunani saling menyalahkan

Dikutip dari CNN, Turki dan Yunani saling menyalahkan atas situasi tersebut.

Menteri Migrasi dan Suaka Yunani, Notis Mitarachi, men-tweet sebuah foto pada hari Sabtu dari apa yang dia maksudkan adalah beberapa dari 92 migran di perbatasan, menuduh Turki berperilaku memalukan.

"Perilaku Turki terhadap 92 migran yang kami selamatkan di perbatasan hari ini, memalukan bagi peradaban," tweet Mitarachi.

Berita Rekomendasi

Menteri Migrasi menambahkan dia mengharapkan Ankara untuk menyelidiki insiden itu dan untuk melindungi perbatasannya dengan Uni Eropa (UE).

Namun, Turki membantah terlibat dalam insiden itu.

“Karena Anda tidak dapat menemukan satu pun kasus pelanggaran hak asasi manusia oleh (Turki), Anda hanya berusaha untuk mengekspos citra kekejaman yang telah Anda timbulkan seolah-olah (Turki) yang melakukannya,” Deputi Dalam Negeri negara itu. Menteri Ismail Catakli mentweet Sabtu sebagai tanggapan atas Mitarachi.

Catakli juga menuduh Yunani melakukan 'manipulasi dan ketidakjujuran'.

Seperti diketahui, Yunani tahun lalu selesai membangun tembok sepanjang 40 kilometer (25 mil) di sepanjang perbatasannya dengan Turki di tengah kekhawatiran bahwa pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban dapat menyebabkan masuknya orang yang mencari suaka.

Negara itu berada di pusat krisis migran Eropa pada pertengahan 2010-an, ketika jutaan pengungsi dan migran dari Suriah, Afghanistan, dan Irak melakukan perjalanan ke benua itu.

Sejak saat itu, Yunani mengambil pendekatan garis keras, menolak permintaan dari Turki dan organisasi internasional untuk mengizinkan lebih banyak migran melewati perbatasannya

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas