Sejarah Perayaan Diwali atau Deepavali, Ini Arti dan Rangkaian Prosesnya
Berikut penjelasan sejarah perayaan Diwali atau Deepavali. Festival cahaya di India yang dirayakan selama 5 hari berturut-turut.
Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Diwali atau Deepavali merupakan festival di India untuk merayakan kemenangan cahaya atas kegelapan, pengetahuan atas ketidaktahuan, dan kebaikan atas kejahatan.
Dikutip dari laman National Geographic, Deepavali berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti barisan lampu.
Maka dari itu, saat perayaan Diwali akan ada lampu-lampu tanah liat yang menyala terang yang berbaris di luar rumah.
Perayaan Diwali didasarkan pada kalender lunar Hindu yang ditandai dengan waktu bulan untuk mengorbit Bumi.
Diwali dimulai tepat sebelum kedatangan bulan baru antara bulan Hindu Asvina dan Kartika—yang biasanya jatuh pada bulan Oktober atau November dalam kalender Gregorian.
Pada tahun 2022, lima hari Diwali dimulai pada 22 Oktober, dengan tanggal festival terpenting berlangsung pada 24 Oktober.
Baca juga: Disebut Bisa Sembuhkan Penyakit, Perang Kotoran Sapi jadi Penutup Perayaan Diwali
Arti Diwali
Diwali adalah festival keagamaan yang tak hanya dirayakan umat Hindu, namun juga bagi kalangan Jain, Sikh, dan Buddha.
Agama Hindu dianggap sebagai agama tertua di dunia yang berasal dari milenium kedua Sebelum Masehi (SM).
Dalam agama Hindu, Diwali didasarkan pada kemenangan yang dimenangkan oleh orang-orang yang dianggap sebagai titisan dewa Hindu Wisnu.
Titisan Dewa Wisnu tersebut dianggap sebagai pemelihara alam semesta, dan yang berperan untuk memulihkan keseimbangan kebaikan dan kejahatan di saat-saat sulit.
Sementara di India utara, Diwali memperingati kembalinya Pangeran Rama yang penuh kemenangan ke kota Ayodhya.
Pangeran Rama kembali setelah 14 tahun pengasingan karena rencana ibu tirinya yang jahat.
Tak hanya itu, Pangeran Rama juga kembali setelah penyelamatan heroik istrinya Sita, inkarnasi dari dewi Lakshmi, yang telah diculik oleh raja saingan Rahwana.
Di India Selatan Diwali menghormati kemenangan Dewa Krishna atas raja iblis Narakasura, yang telah memenjarakan 16.000 wanita di istananya dan menjatuhkan hukuman keras kepada semua rakyatnya yang berani melawannya.
Sedangkan di India Barat, festival Diwali merayakan pengusiran Wisnu atas Raja Bali yang kekuatan besarnya telah menjadi ancaman bagi para dewa ke dunia bawah.
Baca juga: Anies Minta Pimpinan Perusahaan atau Lembaga Beri Libur 1 Hari untuk Umat Hindu Rayakan Deepavali
Selain itu bagi Sikh, Jain, dan Buddha yang merupakan 3 agama minoritas di India, mereka memiliki cerita Diwali sendiri.
Sikh merupakan agama yang muncul pada akhir abad ke-15 sebagai gerakan dalam agama Hindu yang secara khusus dikhususkan untuk Wisnu.
Bagi orang Sikh, Diwali memperingati pembebasan guru Hargobind pada abad ke-17 setelah 12 tahun dipenjara oleh kaisar Mughal Jahangir.
Jain, yang agama kunonya berasal dari pertengahan abad pertama SM dan juga memiliki banyak kepercayaan Hindu , merayakan Diwali sebagai hari Dewa Mahavira, guru besar Jain terakhir , mencapai nirwana.
Dan umat Buddha, yang agamanya muncul pada akhir abad ke-6 SM dalam apa yang oleh sebagian orang digambarkan sebagai reaksi terhadap agama Hindu, merayakannya sebagai hari Kaisar Hindu Ashoka, yang memerintah pada abad ketiga SM, masuk agama Buddha.
Perayaan Diwali juga merupakan perayaan dewi kekayaan dan keberuntungan Hindu, Lakshmi.
Dalam masyarakat agraris awal India, Diwali bertepatan dengan panen terakhir sebelum musim dingin.
Saat ini, bisnis India masih menganggap Diwali sebagai hari pertama tahun baru finansial.
Perayaan Diwali
Terlepas dari perbedaan arti Diwali pada masing-masing daerah dan agama, terdapat juga kesamaan yang ditemukan pada saat perayaan.
Kesamaan yang paling umum adalah banyaknya permen, pertemuan keluarga, dan penerangan lampu tanah liat yang melambangkan cahaya batin yang melindungi setiap rumah tangga dari kegelapan rohani.
Seperti diketahui, Diwali dirayakan selama lima hari.
Setiap hari pada perayaan Diwali memiliki makna tersendiri.
Pada hari pertama Diwali, orang-orang berdoa kepada dewi Lakshmi, memanggang permen, dan membersihkan rumah mereka.
Pada hari kedua, rumah yang sudah dibersihkan sebelumnya akan dihias dengan lampu dan rangolis serta desain yang dibuat di lantai dari pasir berwarna, bubuk, beras atau kelopak bunga.
Pada hari ketiga Diwali, orang-orang pergi ke kuil untuk menghormati Lakshmi atau berkumpul dengan teman dan keluarga untuk pesta dan kembang api.
Para penyembah juga menyalakan lampu yang mereka tampilkan sehari sebelumnya.
Pada hari keempat, Diwali menandakan tahun baru dan waktu untuk bertukar hadiah dan ucapan selamat.
Pada hari kelima biasanya merupakan hari untuk menghormati saudara kandung.
Diwali dianggap sebagai perayaan terbesar di India mengalahkan Thanksgiving atau Natal di Amerika Serikat.
Kembang api juga merupakan bagian utama dari perayaan Diwali, khususnya di New Delhi di mana mereka sering dikritik karena menyebabkan lonjakan polusi kota yang terkenal buruk.
Bagaimanapun dirayakan, semangat Diwali bersifat universal yang menyiratkan keyakinan bahwa, pada akhirnya, cahaya akan menang atas kegelapan.
(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)