Akankah Isu Penjualan Drone Iran ke Rusia Berdampak pada Kesepakatan Nuklir?
Barat menuding Iran jual drone ke Rusia. Situasi ini lantas dikaitkan dengan resolusi PBB soal kesepakatan nuklir dengan kekuatan dunia.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Miftah
Melanggar kewajiban
Kekuatan Barat mengatakan Teheran dapat melanggar kewajiban yang membatasi proliferasi rudal.
Jika terbukti, sikap Iran berpotensi memicu mekanisme "snapback" yang secara otomatis akan mengembalikan sanksi internasional terhadap Iran.
Teheran secara mengejutkan menolak seruan untuk penyelidikan PBB berdasarkan resolusi JCPOA.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanani mengecam keras dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (22/10/2022).
Pada Senin (24/10/2022), Kanani menegaskan kembali sikap Teheran bahwa mereka tidak menyediakan Moskow dengan drone bunuh diri Shahed-136 atau amunisi lain untuk perang di Ukraina meskipun berbagi “kerja sama pertahanan” dengan Kremlin.
Dia juga membantah klaim Gedung Putih bahwa Korps Pengawal Revolusi Islam mengirim personel ke Krimea yang dicaplok Rusia untuk membantu mengoperasikan drone.
Drone Shaded-136 diminati 22 negara
Sebelumnya, para pejabat tinggi, termasuk pemimpin tertinggi dan presiden negara itu, telah membual tentang kecakapan militer Iran.
Seorang komandan senior Pengawal Revolusi mengatakan pekan lalu bahwa 22 negara ingin membeli drone Iran.
Baca juga: Harga Minyak Mentah Naik Tipis, Terimbas Rencana G7 Bangkitkan Kesepakatan Nuklir Iran
Dia tidak menyebut negara-negara itu.
Sementara AS mengatakan pembicaraan nuklir bukan prioritas saat ini, Iran telah menawarkan narasi yang sama sekali berbeda.
Berita lain terkait dengan Kesepakatan Nuklir Iran
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)