Ukraina Minta Undangan KTT G20 untuk Putin Dicabut: Tangannya Berlumuran Darah
Ukraina menuntut Rusia dikeluarkan dari G20 dan undangan KTT G20 di Bali untuk Presiden Vladimir Putin dicabut.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina menuntut Rusia dikeluarkan dari keanggotaan Kelompok 20 atau G20.
Selain itu, Ukraina menginginkan undangan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dalam KTT G20 di Bali yang digelar November ini segera dicabut.
"Putin secara terbuka mengakui memerintahkan serangan rudal terhadap warga sipil Ukraina dan infrastruktur energi," tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Oleg Nikolenko di Twitter, Selasa (1/11/2022).
"Dengan tangannya yang berlumuran darah, dia tidak boleh duduk di meja dengan para pemimpin dunia."
"Undangan Putin ke KTT Bali harus dicabut, dan Rusia dikeluarkan dari G20," tegasnya, dilansir Al Jazeera.
Menurut laporan Euronews pada Jumat (28/10/2022), Presiden Vladimir Putin mengatakan belum memutuskan apakah akan menghadiri KTT G20 di Indonesia.
Baca juga: Rusia Hentikan Mobilisasi Parsial, Vladimir Putin Akui Kesalahan
Pemimpin Rusia itu mengatakan akan mengirim delegasinya jika nanti tidak menghadiri KTT yang dijadwalkan pada 15-16 November di Bali.
Sementara itu, Gedung Putih telah telah mengkonfirmasi kehadiran Presiden AS Joe Biden dalam pertemuan puncak G20.
Dalam pernyataannya pada Jumat (28/10/2022), Gedung Putih mengatakan Biden akan berada di Bali dari 13 hingga 16 November.
Sebelum terbang ke Indonesia, Biden akan menghadiri sejumlah pertemuan di Asia.
Tujuan pertamanya ke Mesir, untuk menghadiri konferensi COP27 PBB pada 11 November.
Kemudian presiden AS akan mengunjungi Kamboja pada 12 November untuk berpartisipasi dalam KTT tahunan AS-ASEAN dan KTT Asia Timur.
Gedung Putih mengatakan Wakil Presiden Kamala Harris akan melakukan perjalanan ke Thailand untuk menghadiri KTT Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik yang dijadwalkan pada 18 dan 19 November.
Update Invasi Rusia
Akhir-akhir ini, Rusia melancarkan serangan udara yang masif di banyak kota Ukraina.
Serangan rudal yang menargetkan pusat pembangkit energi itu mengakibatkan Ukraina kekurangan pasokan listrik.
Berikut perkembangan terkini invasi Rusia ke Ukraina, dilansir Guardian:
1. Serangan di Mylokaiv
Layanan darurat Ukraina melaporkan setidaknya satu orang telah tewas oleh serangan Rusia di Mykolaiv semalam.
2. Zona Evakuasi Kherson Diperluas
Pejabat Rusia di Kherson, selatan Ukraina, memperluas zona evakuasi pada Senin (31/10/2022).
Dalam postingan di Telegram, kepala wilayah Kherson yang ditunjuk Rusia, Vladimir Saldo mengatakan akan memperluas wilayah warga sipil yang diperintahkan untuk mengungsi.
3. Rudal Hantam PLTA
Rentetan rudal Rusia menghantam pembangkit listrik tenaga air dan energi penting lainnya dan infrastruktur air di seluruh Ukraina, pada Senin pagi.
Dalam laporannya, Rusia mengklaim telah mencapai target infrastruktur militer dan energi.
Namun Ukraina membantah klaim itu, dan mengatakan fasilitas militernya tidak diserang.
4. Kyiv Kesulitan Akses Listrik dan Air
Sebagian besar wilayah Kyiv tidak mendapat akses listrik atau air.
Wali kota Kyiv mengatakan, 40 persen penduduk tidak memiliki air dan 270.000 apartemen tanpa listrik pada Senin malam.
Namun pada Selasa (1/11/2022) pagi waktu setempat, Gubernur Regional Kyiv Oleksiy Kuleba mengatakan pasokan air telah pulih.
"Meskipun ada kerusakan fasilitas, wilayah tersebut telah memulihkan pasokan listrik sebesar 90 persen. Pemadaman stabilisasi yang direncanakan di wilayah tersebut saat ini sedang berlangsung," katanya.
5. Wikimedia Didenda
Pengadilan Rusia mendenda pemilik Wikipedia, Wikimedia Foundation, sebesar 2 juta rubel karena artikel yang berkaitan dengan perang Ukraina, pada Selasa (1/11/2022).
Ada dua artikel yang diperkarakan, yang berjudul "Non-violent resistance of Ukraine’s civilian population in the course of Russia’s invasion" dan "Evaluations of Russia’s 2022 invasion of Ukraine".
Artikel itu menuliskan invasi Rusia ke Ukraina.
Sementara Kremlin menggambarkan perangnya sebagai operasi militer khusus ke Ukraina.
Sebelumnya pada 26 April lalu, pengadilan Rusia juga mendenda Wikimedia sebanyak lima juta rubel untuk pelanggaran serupa.
6. Finlandia dan Swedia Desak Turki
Perdana Menteri Finlandia, Sanna Marin mendesak Hongaria dan Turki segera menyetujui pengajuan keanggotaan NATO dari Swedia dan Finlandia.
"Semua mata sekarang tertuju pada Hongaria dan Turki. Kami sedang menunggu negara-negara ini untuk meratifikasi aplikasi kami. Saya pikir penting bahwa ini akan terjadi lebih cepat daripada nanti," kata Marin pada konferensi pers bersama dengan para pemimpin Nordik lainnya.
7. Ekspor Gandum
Menteri Pertahanan Turki, Hulusi Akar mengatakan kepada pejabat Ukraina akan memastikan kesepakatan ekspor biji-bijian di Laut Hitam tetap berjalan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)