Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keluarga Identifikasi Barang-barang Milik Korban Tragedi Pesta Halloween di Itaewon

Seorang wanita paruh baya yang datang bersama suaminya, ambruk ke lantai sambil menangis setelah dia menemukan sepasang sepatu bot setinggi lutut.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Keluarga Identifikasi Barang-barang Milik Korban Tragedi Pesta Halloween di Itaewon
AFP/ANTHONY WALLACE
Barang-barang pakaian dan aksesori lainnya yang diambil oleh polisi dari tempat kejadian lonjakan massa Halloween yang fatal yang menewaskan lebih dari 150 orang di distrik Itaewon dipajang di gimnasium untuk dikumpulkan oleh kerabat korban, di Seoul pada 1 November 2022. - Di sedikitnya 156 sebagian besar anak muda tewas, dan lebih banyak lagi yang terluka, dalam gelombang massa yang mematikan akhir 29 Oktober di pesta Halloween pasca-pandemi pertama di distrik kehidupan malam Itaewon yang populer di Seoul. (Photo by Anthony WALLACE / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Keluarga korban insiden pesta Halloween Itaewon mendatangi gymnasium di ibu kota Korea Selatan, Seoul, untuk mencari barang-barang yang tertinggal di lokasi tragedi.

Sepatu, tas, kacamata, buku catatan, dompet, dan topi warna-warni diletakan di atas meja darurat dan tikar olahraga di sepanjang lantai gymnasium, menunggu untuk diklaim pihak keluarga dari 156 korban yang tewas dalam kerumunan pada Sabtu (19/10/2022) malam.

"(Saya) Menemukannya. Saya pikir ini dia,” kata seorang wanita, ketika dia menemukan mantel hitam milik kerabatnya, memeluk mantel itu dan kemudian menangis.

Sementara seorang wanita paruh baya yang datang bersama suaminya, ambruk ke lantai sambil menangis setelah dia menemukan sepasang sepatu bot setinggi lutut yang hilang. Sepatu tersebut ada di antara deretan sepatu bot hitam, stiletto, dan sepatu kets. Banyak sepatu lainnya hanya tersisa satu buah tanpa pasangannya.

Baca juga: Cerita Korban Selamat Tragedi Halloween Itaewon Korea Selatan: Tak Ada Cara untuk Mundur dari Lokasi

Wanita lain yang lebih muda, datang mengenakan gips di tangan kirinya, berjalan masuk ke gymnasium untuk menemukan sepatunya yang hilang.

Wanita yang tidak mau disebutkan namanya ini mengaku dia sedang berada di depan bar di gang tempat tragedi itu terjadi.

Terjebak dalam kerumunan, wanita itu akhirnya pingsan karena sesak napas. Dia bahkan mengira dirinya sudah meninggal dunia, namun ada orang asing yang berteriak padanya dan menyuruhnya untuk tetap sadar.

Berita Rekomendasi

"Sampai-sampai saya pikir saya sudah mati, tetapi orang asing berteriak kepada saya untuk bangun," ungkap wanita itu, yang dikutip dari CNN.

Lengan wanita itu memar parah saat insiden terjadi, dan setelah dia sadar dari pingsannya, wanita tersebut mengaku dia hanya bertahan sampai kerumunan mereda dan dia bisa diselamatkan.

Anggota keluarga korban masuk ke gymnasium, satu per satu dalam kelompok-kelompok kecil, sambil dikawal petugas yang mengenakan sarung tangan putih dan menunjukkan ke arah meja.

Di meja itulah, mereka dapat memeriksa dan mengklaim barang-barang yang telah diletakan dan diatur dengan hati-hati.

Korea Selatan berduka atas meninggalnya 156 korban, termasuk 26 orang asing, dalam kerumunan massa pada Sabtu malam, ketika 100.000 orang memadati jalan-jalan sempit Itaewon untuk merayakan Halloween.

Para pejabat memperkirakan jumlah pengunjung Itaewon melonjak karena popularitas daerah itu untuk merayakan pesta Halloween, apalagi setelah pandemi Covid-19.

Kepala Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan, Yoon Hee-keun pada Selasa (1/11/2022), membungkuk dalam-dalam ketika dia memulai konferensi pers, mengakui kegagalan polisi di ibu kota pada malam itu.

Yoon mengatakan petuga kepolisian gagal menanggapi panggilan darurat yang membanjiri pusat panggilan polisi sebelum insiden tersebut terjadi.

"Panggilan itu tentang keadaan darurat yang memberi tahu bahaya dan urgensi situasi yang telah dikumpulkan oleh banyak orang sebelum kecelakaan itu terjadi. Namun, kami pikir respons polisi terhadap 112 (nomor telepon darurat) panggilan itu tidak memadai," kata Yoon.

Polisi menerima setidaknya 11 telepon dari orang-orang di Itaewon yang mengkhawatirkan kondisi di daerah itu. Panggilan tersebut dilakukan sekitar empat jam sebelum insiden terjadi di Sabtu malam, menurut catatan yang diberikan Badan Kepolisian Nasional.

Panggilan pertama dilakukan pada pukul 6:34 waktu setempat dari lokasi dekat Hotel Hamilton, yang berbatasan dengan gang di mana kerumunan mematikan terjadi, menurut catatan itu.

“Orang-orang naik dan turun gang sekarang, tetapi terlihat sangat berbahaya. Orang tidak bisa turun tapi orang terus naik (lorong), jadi saya khawatir orang akan terlindas,” kata seorang penelepon.

“Saya berhasil keluar, tapi terlalu ramai. Saya pikir Anda perlu mengendalikan ini. Tidak ada yang mengendalikan (orang banyak). Saya pikir petugas polisi harus berdiri di sini dan memindahkan beberapa orang sehingga yang lain bisa melewati gang. Orang-orang bahkan tidak bisa melewatinya tetapi ada lebih banyak orang yang berhamburan,” tambah si penelepon.

Baca juga: Jalanan Itaewon Disesaki 100 Ribuan Pengunjung, Ahli Forensik Video : Kostum Halloween Bikin Rumit

Kemudian pada pukul 20:09, penelepon lain di Itaewon melaporkan ada begitu banyak orang di daerah itu sehingga mereka jatuh dan terluka. Catatan kepolisian menunjukkan, penelepon itu meminta kontrol lalu lintas.

Lonjakan kerumunan yang mematikan terjadi setelah jam 10 malam.

Direktur Divisi Investigasi Kejahatan Kekerasan di Kepolisian Korea Selatan, Oh Seung-jin mengatakan pada Senin (31/10/2022), sekitar 137 personel telah dikerahkan ke Itaewon pada malam itu, dibandingkan dengan sekitar 30 hingga 90 personel pada tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19.

“Untuk festival Halloween kali ini, karena diharapkan banyak orang akan berkumpul di Itaewon, saya mengerti bahwa itu disiapkan dengan menempatkan lebih banyak pasukan polisi daripada tahun-tahun sebelumnya,” kata Oh.

Namun, polisi di tempat kejadian ditugaskan untuk menindak aktivitas ilegal seperti penggunaan narkoba dan pelecehan seksual di daerah tersebut "daripada mengontrol lokasi", tambah Oh.

Sementara Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo pada Selasa mengatakan, "kurangnya pengetahuan kelembagaan dan pertimbangan untuk manajemen kerumunan" sebagian menjadi alasan kerumunan massa terjadi.

“Salah satu alasannya adalah kurangnya pengetahuan kelembagaan yang mendalam dan pertimbangan untuk manajemen kerumunan. Namun, polisi sedang menyelidiki,” kata Han.

“Bahkan jika lebih banyak polisi dimasukkan (ke lokasi), tampaknya ada batasan dalam situasi karena kami tidak memiliki sistem manajemen kerumunan, tetapi kami harus menunggu penyelidikan polisi untuk mengetahui penyebabnya. penyebabnya,” tambahnya.

Baca juga: Dianggap Jadi Penyebab Tragedi Mematikan Halloween Itaewon, Apa Itu Turbulensi Kerumunan?

Pada pertemuan kabinet hari Selasa, Presiden Yoon Suk Yeol mendesak perlunya membangun langkah-langkah keamanan untuk mencegah kejadian serupa.

“Selain jalan-jalan di mana bencana besar kali ini terjadi, (kita) perlu menetapkan langkah-langkah keamanan di stadion, tempat pertunjukan dan lain-lain di mana orang banyak berkumpul,” katanya.

Presiden Korea Selatan menambahkan, pemerintah akan segera mengadakan pertemuan inspeksi sistem keselamatan nasional dengan menteri dan ahli terkait.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas