Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pejabat Tinggi Korsel Marah Penyelidikan Tragedi Halloween Itaewon yang Mematikan Terkesan Lamban

Majelis Nasional Korsel Senin kemarin meminta para pejabat tinggi menindaklanjuti penanganan pada lonjakan kerumunan saat tragedi Halloween Itaewon.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Pejabat Tinggi Korsel Marah Penyelidikan Tragedi Halloween Itaewon yang Mematikan Terkesan Lamban
AFP/ANTHONY WALLACE
Wartawan (kanan) berjalan di antara barang-barang pribadi yang diambil oleh polisi dari lokasi ledakan kerumunan Halloween yang fatal yang menewaskan lebih dari 150 orang di distrik Itaewon dipajang di gimnasium untuk dikumpulkan oleh kerabat korban, di Seoul pada 1 November 2022. - Sedikitnya 156 sebagian besar anak muda tewas, dan lebih banyak lagi yang terluka, dalam gelombang kerumunan mematikan akhir 29 Oktober di pesta Halloween pasca-pandemi pertama di distrik kehidupan malam Itaewon yang populer di Seoul. (Photo by Anthony WALLACE / AFP) 

'Waktu untuk membawa keadilan'

Oposisi utama Partai Demokrat Korea menuntut 'pemecatan segera' terhadap pejabat penting yang bertanggung jawab, termasuk Perdana Menteri, Kepala NPA dan kota Seoul.

Baca juga: Kubu Oposisi Tingkatkan Tekanan Pada Pemerintah Korsel Pasca Tragedi Halloween Itaewon

"Karena tidak bertanggung jawab dan kurangnya kesiapan dari pihak pemerintah, beberapa kekejaman yang tidak dapat diampuni telah dilakukan. Partai yang berkuasa berusaha mengubur kebenaran seputar tragedi yang bersembunyi di balik polisi dan kejaksaan. Partai yang berkuasa harus mengingat tugasnya kepada rakyat dan berhenti membela pemerintahan," kata partai itu dalam sebuah pernyataan pada Senin kemarin.

Berbicara dalam pertemuan pada hari yang sama, Ketua partai Republik Lee Jae-myung menyerukan penunjukkan penasihat khusus untuk mengawasi penyelidikan tragedi ini.

"Sekarang saatnya untuk membawa keadilan, Presiden lah yang memegang tanggung jawab terakhir dalam tragedi itu," kata Lee.

Pemimpin partai oposisi utama itu menekankan bahwa keadilan mengindikasikan 'tindakan nyata dan bukan hanya kata-kata'.

"Tindakan itu akan mencakup pemecatan Perdana Menteri, dan reformasi keseluruhan administrasi pemerintah," tegas Lee.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, Pemimpin Partai Demokrat Park Hong-keun mengatakan bahwa selain memecat Perdana Menteri dan lainnya, kantor kepresidenan dan Kabinet perlu 'dirombak total'.

"Jika Presiden Yoon 'benar-benar merasakan kepedihan keluarga para korban dan berniat untuk bertanggung jawab penuh, Presiden harus meminta maaf," tegas Park.

Partai tersebut melanjutkan protes hariannya di luar kantor kepresidenan, mengklaim bahwa Presiden Yoon mengubah negara itu menjadi 'kediktatoran jaksa'.

'Berhenti mempolitisasi kesedihan'

Ketua sementara Partai Kekuatan Rakyat, Chung Jin-suk mengatakan saat seluruh negeri berduka atas tewasnya kaum muda, ada banyak hal yang harus dilakukan, mulai dari memperbaiki sistem yang rusak hingga membuat Undang-undang (UU) dan menaikkan anggaran.

"Saya berharap tugas ini membuat negara kita lebih aman dan tidak akan terhambat oleh pertengkaran partisan," kata Chung.

Di sisi lain, Kepala Komite Perencanaan Kebijakan partai, Sung Il-jong menuduh Partai Demokrat melakukan 'manuver strategis yang tidak tepat'.

Baca juga: Desak Presiden Korsel Mundur, Politik Kini Merambah ke Momen Berkabung untuk Korban Tragedi Itaewon

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas