Lockdown di Zhengzhou Dicabut, Pabrik Iphone Masih Terapkan Pembatasan Ketat
Dalam laporanya Foxconn menyebut bahwa perusahaan akan terus melanjutkan penguncian bagi ribuan karyawannya.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Pabrik perakitan iPhone Foxconn Technology Group menegaskan akan terus memberlakukan penguncian, meski pihak berwenang di distrik Zhengzhou China telah resmi mencabut kebijakan pembatasan Covid atau lockdown di beberapa wilayah.
Pengumuman tersebut disampaikan pihak perwakilan Foxconn pada Rabu (9/11/2022), dalam laporanya Foxconn menyebut bahwa perusahaan akan terus melanjutkan penguncian bagi ribuan karyawannya.
Walau kebijakan ini dapat memperlambat produksi dan pengiriman produk ponsel iPhone 14 series hingga menyusut sebanyak 3 juta unit, namun menurut Foxconn dengan langkah ini setidaknya perusahaan dapat membantu meringankan beban pemerintah untuk mencegah kembalinya lonjakan kasus positif Covid di China.
Baca juga: Episentrum Covid-19 China Kini Bergeser ke Guangzhou Saat Wabah Meluas
Mengingat wilayah ini merupakan kawasan yang dianggap paling berisiko tinggi, dimana pada pekan lalu jumlah kasus Covid di Zhengzhou telah tembus mencapai 1.043.
Pihak Foxconn tidak menjelaskan lebih lanjut kapan pembatasan itu akan dicabut, tetapi melansir dari Bloomberg produsen iPhone Foxconn akan terus beroperasi dengan sistem kerja loop tertutup atau gelembung mandiri, meski perusahaan memberlakukan kebijakan penguncian ketat.
Cara ini diambil guna mencegah penurunan pendapatan lebih lanjut pada pabrik Foxconn, selaku produsen kontrak utama Apple di China. Dengan begini Foxconn tak akan ikut terjerumus dalam jurang kebangkrutan seperti yang dialami oleh Goertek Inc, raksasa perakit produk akustik pintar untuk produk Apple AirPods Pro 2.
Dimana pada Rabu pagi saham Goertek Inc dilaporkan jatuh, setelah pemasok elektronik yang berbasis di China ini mengumumkan rencana penangguhan semua perakitan dalam produksinya pada para klien utama.
Imbas dari penangguhan tersebut, membuat saham dari Goertek Inc amblas 4,2 persen yang setara dengan 3,3 miliar yuan atau sekitar Rp 7,1 triliun (satuan kurs Rp 2.163) pada awal pekan ini.