Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Populer Internasional: Isu Sekularisme di Turki Memanas | Facebook Pecat 11.000 Karyawan

Rangkuman berita populer internasional, di antaranya isu sekularisme yang memanas di Turki hingga pemecatan 11.000 karyawan Facebook.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Populer Internasional: Isu Sekularisme di Turki Memanas | Facebook Pecat 11.000 Karyawan
Kolase Tribunnews/AFP
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya isu sekularisme yang memanas di Turki hingga pemecatan 11.000 karyawan Facebook. 

John Kirby menyebut, Korea Utara memasok Rusia dengan sejumlah peluru artileri "signifikan".

Korea Utara, kata Kirby, berusaha untuk mengaburkan pengiriman dengan menyalurkannya melalui negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara, dan bahwa Washington sedang memantau untuk melihat apakah pengiriman telah diterima.

Dikutip dari Al Jazeera, saat ini Korea Utara dan AS tengah tegang setelah Washington melakukan latihan militer skala besar bersama Korea Selatan.

AS dan Korea Selatan telah memperingatkan bahwa Korea Utara dapat mempersiapkan uji coba nuklir pertamanya sejak 2017.

Kirby mengatakan, AS percaya jumlah "signifikan" peluru yang dikirim oleh Pyongyang cukup untuk membantu Rusia dapat memperpanjang perang.

Akan tetapi, kata Kirby, tidak cukup untuk memberikan keuntungan atas pasukan Ukraina, yang dipasok oleh AS dan sekutu NATO.

Pada bulan September, Pyongyang membantah klaim dalam dokumen intelijen AS yang tidak diklasifikasikan bahwa Korea Utara berencana untuk menjual peluru artileri dan roket ke Moskow.

BERITA REKOMENDASI

Bantuan senjata apa pun akan menjadi indikasi lebih lanjut untuk memperdalam hubungan antara Moskow dan Pyongyang karena isolasi Rusia atas perangnya di Ukraina telah berkembang.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Ukraina Ingin KTT G20 Bahas Penderitaan Ribuan Anak yang Dideportasi ke Rusia: Ini adalah Genosida

Ukraina ingin Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali bulan ini membahas penderitaan ribuan anak-anak yang dideportasi ke Rusia.

Kepala Staf Presiden Andriy Yermak mengatakan Rusia terus melakukan kejahatannya terhadap anak-anak Ukraina.

"Federasi Rusia terus melakukan kejahatannya sehubungan dengan anak-anak Ukraina. Penghapusan anak-anak terus berlanjut," kata Yermak pada pertemuan yang dipimpinnya dari sekelompok pejabat yang bertanggung jawab atas perlindungan anak, Selasa (8/11/2022).

Yermak mengatakan diskusi tentang pemulangan anak-anak harus dimulai pada KTT G20, yang dimulai di Indonesia pada 15 November.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas