Rusia Perintahkan Pasukan untuk Mundur dari Kherson: Demi Keselamatan
Menteri Pertahanan Rusia memerintahkan pasukan untuk mundur dari Kherson. Hal ini bertujuan untuk menghindari serangan Ukraina ke bendungan Kakhovka.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Garudea Prabawati
Penasihat presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak mengatakan "tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata".
"Kami tidak melihat tanda-tanda bahwa Rusia meninggalkan Kherson tanpa perlawanan," kata Podolyak melalui postingan Twitternya.
Podolyak menambahkan bahwa "sebagian" dari pasukan Rusia "dipertahankan di kota, dan cadangan tambahan dibebankan ke wilayah tersebut".
Baca juga: Zelenskiy: Ukraina Tidak Akan Berikan Satu Sentimeter Tanah kepada Rusia
"Ukraina membebaskan wilayah berdasarkan data intelijen, bukan pernyataan TV yang dipentaskan," katanya.
Yaroslav Yanushevych, gubernur Kherson yang ditunjuk Ukraina, meminta warga "untuk tidak menyerah pada euforia" dulu.
Kherson adalah salah satu dari empat wilayah Ukraina yang diproklamirkan oleh Putin pada bulan September, bahwa ia bergabung dengan Rusia "selamanya" setelah referendum yang dikutuk sebagai ilegal oleh Ukraina dan sekutunya.
Namun, ada spekulasi yang meningkat dalam beberapa pekan terakhir bahwa Moskow dapat menarik pasukannya dari tepi barat Dnieper atau terlibat dalam pertempuran berdarah.
Sebelumnya pada hari Rabu, jembatan utama di jalan keluar dari kota Kherson diledakkan.
Baca juga: Perkuat Hubungan Kedua Negara dan Lebih Untung, India Akan Terus Impor Minyak Mentah dari Rusia
Foto yang beredar di sosial media menunjukkan bentang jembatan Darivka di jalan raya utama di timur Kherson benar-benar runtuh ke dalam air Sungai Inhulets, anak sungai Dnieper.
Orang-orang Ukraina yang memposting foto-foto jembatan yang hancur berspekulasi bahwa jembatan itu telah diledakkan oleh pasukan Rusia dalam persiapan untuk mundur.
Vitaly Kim, gubernur Ukraina di wilayah Mykolaiv, yang berbatasan dengan Kherson, menyatakan pasukan Ukraina telah mendorong beberapa orang Rusia keluar.
"Pasukan Rusia mengeluh bahwa mereka telah diusir dari sana," kata Kim melalui saluran Telegramnya.
Pengumuman penarikan itu disesalkan oleh para blogger perang berpengaruh Rusia, yang menggambarkannya sebagai pukulan pahit.
Baca juga: Korea Utara Bantah Klaim Pengiriman Senjata ke Rusia: Kami Tak Pernah Lakukan Transaksi Senjata
"Tampaknya kami akan meninggalkan kota, tidak peduli betapa menyakitkannya menulis tentang itu sekarang," kata blog War Gonzo, yang memiliki lebih dari 1,3 juta pelanggan di Telegram.
"Sederhananya, Kherson tidak bisa dipegang dengan tangan kosong."
"Ya, ini adalah halaman hitam dalam sejarah tentara Rusia. Dari negara Rusia. Halaman yang tragis," tulisnya.
(Tribunnews.com/Whiesa)