Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ledakan di Polandia Diduga Dari Rudal S-300 Ukraina, Tetapi AS Tetap Salahkan Moskow

Adrienne Watson mengatakan bahwa AS tidak memiliki informasi baru yang menunjukkan bahwa rudal S-300 tersebut dari Ukraina

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ledakan di Polandia Diduga Dari Rudal S-300 Ukraina, Tetapi AS Tetap Salahkan Moskow
AP
Rudal pertahanan udara S-300. Senjata ini diduga nyasar ke perbatasan Polandia dan menewaskan dua warga. 

TRIBUNNEWS.COM – Meski NATO memperkirakan rudal S-300 yang menghantampinggiran Polandia dengan Ukraina adalah milik Kiev, namun Amerika Serikat kukuh bahwa itu adalah karena serangan dari Rusia.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional, Adrienne Watson mengatakan bahwa AS tidak memiliki informasi baru yang menunjukkan bahwa rudal S-300 tersebut dari Ukraina.

Media Polandia seperti dikutip Russia Today melaporkan ledakan yang menghantam pengering biji-bijian di dalam negeri tidak jauh dari perbatasan Ukraina, menewaskan dua orang. Ledakan itu dikaitkan dengan serangan "misil nyasar".

Washington tetap yakin bahwa Rusia yang harus disalahkan, tambahnya. Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terus menegaskan bahwa negaranya tidak berada di balik insiden fatal tersebut.

Baca juga: Perang Membawa Kehancuran, Jokowi Minta Semua Pihak Menahan Diri terkait Serangan Rudal di Polandia

“Kami tidak melihat apa pun yang bertentangan dengan penilaian awal Presiden [Andrzej] Duda bahwa ledakan ini kemungkinan besar merupakan hasil dari rudal pertahanan udara Ukraina yang sayangnya mendarat di Polandia,” kata Watson pada Rabu (16/11/2022).

Ia menambahkan bahwa AS tidak akan melakukan penyelidikan sendiri terhadap insiden tersebut dan akan bergantung pada hasil penyelidikan Polandia yang sedang berlangsung.

Washington "berhubungan dekat" dengan Warsawa dan Kiev dan memiliki "kepercayaan penuh" dalam upaya investigasi Polandia, tambah Watson, ia berjanji untuk memberikan informasi baru tentang insiden itu "segera tersedia."

Berita Rekomendasi

Meskipun setuju dengan kesimpulan bahwa rudal itu kemungkinan besar milik Ukraina, Gedung Putih masih percaya Moskow dan bukan Kiev yang harus menanggung kesalahan "terakhir" atas insiden tersebut, terlepas dari hasil penyelidikan.

"Jelas bahwa pihak yang paling bertanggung jawab atas insiden tragis ini adalah Rusia, yang meluncurkan rentetan rudal di Ukraina yang secara khusus ditujukan untuk menargetkan infrastruktur sipil," bunyi pernyataan itu, menambahkan bahwa Ukraina memiliki "segala hak untuk membela diri."

Pada hari Selasa, Rusia meluncurkan serangan rudal skala besar di Ukraina. Pada saat itu, Presiden Ukraina Vladimir Zelensky mengatakan bahwa 85 rudal telah menyerang wilayah Ukraina, sementara Menteri Energi Jerman Galushchenko menyebutnya sebagai "penembakan paling masif" dari sistem energi negara tersebut.

Baca juga: Polandia Dirudal, Joe Biden Gelar Rapat Darurat dengan Pemimpin Negara G7 dan NATO di KTT G20.

Pada Selasa malam, Kiev segera bergegas menuduh Rusia berada di balik insiden itu dan meminta NATO untuk membalas. Kementerian Pertahanan Rusia membantah bertanggung jawab. Polandia dan AS mengambil sikap yang lebih pendiam, karena mereka menghindari menuding pihak mana pun.

Pada hari Rabu, Ukraina mengakui menembakkan rudal pertahanan udara di dekat perbatasan Polandia dalam upaya untuk mencegat proyektil Rusia, menurut CNN.

Presiden AS Joe Biden (Tengah), Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Perdana Menteri Jepang Kishida Fumio, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkumpul untuk mengadakan pertemuan darurat untuk membahas serangan rudal di wilayah Polandia dekat perbatasan dengan Ukraina, di garis samping KTT para pemimpin G20 di Nusa Dua, di pulau resor Indonesia Bali pada 16 November 2022. (Photo by SAUL LOEB / AFP)
Presiden AS Joe Biden (Tengah), Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Perdana Menteri Jepang Kishida Fumio, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkumpul untuk mengadakan pertemuan darurat untuk membahas serangan rudal di wilayah Polandia dekat perbatasan dengan Ukraina, di garis samping KTT para pemimpin G20 di Nusa Dua, di pulau resor Indonesia Bali pada 16 November 2022. (Photo by SAUL LOEB / AFP) (AFP/SAUL LOEB)

Pernyataan NATO

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa organisasi itu melihat "tidak ada indikasi" bahwa Rusia sedang mempersiapkan "tindakan militer ofensif" terhadapnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas