Kasus Covid-19 Melonjak, Pemerintah Guangzhou Bangun Rumah Sakit Darurat
Seorang pejabat pemerintah Guangzhou mengatakan bahwa kota itu sedang mempercepat pembangunan rumah sakit darurat dan tempat isolasi
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Pemerintah Kota Guangzhou di China selatan pada Jumat (18/11/2022) mulai mendirikan rumah sakit darurat dan tempat karantina dengan kapasitas hampir 250.000 tempat tidur di tengah lonjakan kasus Covid-19.
Seperti diketahui, China sedang berjuang melawan wabah virus corona di banyak kota besar, termasuk Chongqing dan ibu kota Beijing, sembari mengambil langkah-langkah untuk mencoba meringankan beban kebijakan nol-Covid yang ketat.
Adapun, Guangzhou yang merupakan pusat manufaktur dengan populasi 19 juta orang, saat ini sedang berjuang melawan wabah terbesar di China, dengan kasus infeksi harian Covid-19 meningkat menjadi 8.761 kasus per 17 November.
Baca juga: Jokowi dan Presiden Xi Jinping Akan Jalin Kerjasama Kembangkan Vaksin Covid-19
Seorang pejabat pemerintah Guangzhou mengatakan bahwa kota itu sedang mempercepat pembangunan rumah sakit darurat dan tempat isolasi, dengan rencana membangun ruang untuk 246.407 tempat tidur.
"Lebih baik bersiap dan mengantisipasi sebelum wabah semakin memburuk," kata Wang Baosen, pejabat pemerintah Guangzhou.
Dikutip dari Reuters, Jumat (18/11/2022) China telah melaporkan sebanyak 23.276 kasus infeksi baru pada Kamis (17/11), terbesar sejak April dan naik dari 20.199 sehari sebelumnya.
Baca juga: Kondisi Covid-19 dan Perlambatan Ekspor Bikin Ekonomi China Mengalami Kemerosotan
Negara itu mulai melonggarkan beberapa pembatasan terkait pengujian massal dan karantina untuk pendatang dari luar negeri, meningkatkan optimisme bahwa China bergerak menuju pembukaan kembali dan aktivitas ekonomi dapat meningkat lagi.
Untuk menekan tingginya kasus Covid-19, Komisi Kesehatan Nasional China akan menerapkan 20 langkah yang disesuaikan dengan kebijakan Covid negara tersebut dan akan mempercepat vaksinasi Covid-19.