Pembelian Telur Dibatasi akibat Biaya Produksi Melonjak Imbas Flu Burung di Inggris
Munculnya wabah flu burung bersamaan dengan melonjaknya biaya produksi telah memaksa pengecer makanan di seluruh Inggris untuk menjatah telur.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Munculnya wabah flu burung terbaru bersamaan dengan melonjaknya biaya produksi telah memaksa pengecer makanan di seluruh Inggris untuk menjatah telur.
Hal ini dilaporkan media lokal pada Kamis lalu terkait fenomena yang baru-baru ini terjadi di negeri britania raya itu.
Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (20/11/2022), jaringan supermarket Inggris Asda telah mengumumkan bahwa pelanggannya akan dibatasi hanya untuk membeli dua kotak telur saja, hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Sementara pengecer Jerman lidl cabang Inggris membatasi pembeli hingga tiga kotak telur.
Baca juga: Adanya Wabah Flu Burung, Perayaan Thanksgiving di AS Dibayangi Kelangkaan Kalkun Ukuran Besar
Wetherspoons, sebuah perusahaan pub yang beroperasi di Inggris dan Irlandia, bahkan telah mulai menyajikan sarapan lengkap ala Inggris tanpa telur di beberapa gerainya.
"Sejumlah pengecer telah memberlakukan 'batasan sementara' pada jumlah telur yang dapat dibeli pelanggan 'untuk memastikan ketersediaan bagi semua orang'," kata kelompok industri Konsorsium Ritel Inggris (BRC), tanpa menyebutkan nama tokonya.
Menurut Asosiasi Produsen Telur Kisaran Bebas Inggris (BFREPA), peternak unggas negara itu menghadapi kenaikan biaya dan munculnya wabah flu burung, yang dapat memicu kekurangan yang parah selama musim perayaan.
Pada saat yang sama, beberapa produsen telah berulang kali mengeluhkan bahwa harga di supermarket tidak mencerminkan melonjaknya biaya pakan dan energi.
Ini tentunya memaksa mereka untuk mengurangi kapasitas produksi atau menutup peternakan.
Para petani juga menghadapi masalah pasokan biji-bijian sejak sanksi dijatuhkan pada Rusia, salah satu produsen sereal utama dunia.
Menurut angka yang diterbitkan oleh Kantor Statistik Nasional pada Rabu lalu, inflasi pangan tahunan di Inggris mencapai 16,2 persen pada Oktober lalu, ini merupakan level tertinggi sejak 1977.
Sementara harga selusin telur naik 35,3 persen menjadi 2,91 poundsterling atau setara 3,45 dolar Amerika Serikat (AS).