Al-Shabaab Serbu Hotel di Mogadishu, Tempat Tinggal Para Pejabat Somalia
Kelompok Al-Shabaab yang berafiliasi ke Al Qaeda meneyerbu Hotel Villa Rose di Mogadishu, tempat para pejabat Somalia tinggal.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, MOGADISHU – Sekelompok anggota al-Shabaab menyerang sebuah hotel di dekat istana presiden di ibu kota Somalia, Mogadishu.
Penyerang menyerbu Hotel Villa Rose yang dihuni para pejabat pemerintah Somalia, Minggu (27/11/2022).
Menteri Keamanan Somalia Mohamed Ahmed Doodishe yang ada di hotel itu dilaporkan terluka akibat serangan tersebut.
Klaim kelompok teroris itu mengatakan, pejuang mereka menyerang istana kepresidenan dan bertempur di dalamnya.
"Sebuah tim pejuang Al-Shabaab menyerang sebuah hotel komersial di distrik Bondhere malam ini (dan) pasukan keamanan terlibat dalam upaya untuk melenyapkan mereka," kata juru bicara kepolisian nasional Sadik Dudishe dalam pernyataan yang diterbitkan The Peninsula.
Dudishe menambahkan pihak berwenang menyelamatkan pejabat dan warga sipil dari hotel. Villa Rose dilaporkan merupakan tempat yang populer bagi anggota parlemen.
Baca juga: Bom di Somalia: Al-Shabaab Sengaja Targetkan Kementerian Pendidikan, 120 Orang Tewas dan 320 Terluka
Baca juga: Serangan AS Tewaskan Pemimpin Militan Al Shabaab di Somalia
Baca juga: Trump Perintahkan Sebagian Besar Pasukan Amerika Tinggalkan Somalia
Ini adalah serangan kedua terhadap hotel di Mogadishu dalam beberapa bulan terakhir. Pada bulan Agustus, militan menyerbu Hotel Hayat. Sepuluh orang tewas dalam serangan itu.
Media Al Jazeera di pemberitaannya menyatakan tidak dapat secara independen memverifikasi klaim serangan tersebut jenis serangan bunuh diri.
Hanya menurut seorang perwira polisi Somalia, para penyerang menyerbu Hotel Villa Rose, menggunakan bahan peledak dan senjata.
Menteri Negara Lingkungan Hidup, Adam Aw Hirsi, yang berada di hotel itu menulis di Twitter dia aman setelah terjadi ledakan di tempat ia menginap.
"Kami terguncang ledakan besar, diikuti baku tembak yang hebat," kata Ahmed Abdullahi, yang tinggal di dekat lokasi ledakan.
"Kami hanya di dalam ruangan dan mendengarkan suara tembakan," lanjutnya.
Serangan itu terjadi ketika al-Shabaab telah mengintensifkan serangannya di Somalia, dengan sedikitnya 100 orang tewas dalam pemboman mobil kembar di ibukota Somalia pada 30 Oktober.
Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohammud mengecam serangan kelompok Al-Shabaab itu. Sedikitnya 21 orang tewas pada Agustus ketika al-Shabab menyerang hotel lain di Mogadishu.
Kelompok bersenjata itu juga mengklaim serangan terhadap hotel lain di kota selatan Kismayo bulan lalu yang menewaskan sembilan orang.
Al-Shabab adalah kelompok bersenjata sekutu al-Qaeda yang bertempur di Somalia selama lebih dari satu decade.
Mereka berusaha menggulingkan pemerintah nasional negara itu dan mendirikan pemerintahannya sendiri berdasarkan syariat Islam.
Kelompok ini menggunakan kampanye pengeboman baik di Somalia maupun di tempat lain, dan sasarannya termasuk instalasi militer serta hotel, pusat perbelanjaan, dan area lalu lintas yang sibuk.
Petempur Al Shabaab pernah menguasai Mogadishu sebelum berhasil disingkirkan sejak 2011 oleh pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika.
Namun mereka masih menguasai basis-basis permukiman di pedesaan Somalia dan telah meningkatkan serangan sejak Mei.
Presiden Hassan Sheikh Mohamud memperoleh dukungan politik dari AS dan sekutu milisi lokal untuk memerangi Al-Shabaab, meskipun hasilnya terbatas.
Somalia terjerumus ke perang saudara menyusul jatuhnya pemerintahan Presiden Mohammad Siad Barre menjelang akhir tahun 90an.
Militer AS pernah menerjunkan pasukan ke Somalia, terlibat berbagai pertempuran di Mogadishu dan lokasi-lokasi lainnnya.(Tribunnews.com/Sputniknews/Aljazeera/xna)