Paramiliter Kurdi Akan Bakar Perbatasan Jika Turki Lancarkan Serangan Darat
Kelompok Pasukan Demokratik Suriah yang berintikan masyarakat Kurdistan Suriah bertekad membakar wilayah perbatasan Suriah-Turki.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Sementara SDF tampaknya belum siap untuk menyerahkan wilayahnya ke Damaskus, ancaman Turki telah membuatnya lebih terbuka untuk berkoordinasi dengan SAA.
Abdi mengatakan selama konferensi persnya, pasukan Suriah harus melindungi Suriah utara, menekankan SDF mencari kerja sama yang lebih baik dengan tentara melawan Turki.
Militer Turki dan proksinya di Suriah utara saat ini sedang membuat persiapan untuk kemungkinan serangan darat terhadap SDF.
Kelompok proksi Turki yang mayoritas berada di Provinsi Idlib, telah mengerahkan bala bantuan di sepanjang perbatasan dengan Turki.
Keberatan Rusia dan AS akan mempersulit Turki untuk meluncurkan invasi baru ke Suriah utara.
Namun, posisi kedua kekuatan internasional tersebut dapat melunak jika SDF terus menolak membuat konsesi politik atau militer.
Pada 26 November, militer Turki dan proksinya melakukan serangkaian serangan artileri dan roket terhadap posisi Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dan Tentara Arab Suriah (SAA) di pedesaan barat laut Aleppo.
Serangan itu menargetkan desa Zour Maghar, Zurafa, Bayadi, Ziyarah, Jarqali. Kelima desa tersebut terletak di sebelah barat kota Kobane, benteng SDF yang terkenal.
Pasukan Damaskus telah dikerahkan di pinggiran kota itu sejak 2019.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di London, seorang anggota tentara Suriah terluka akibat serangan Turki.
Di pagi hari, SAA mengerahkan bala bantuan besar di pinggiran barat Kobane.
Bala bantuan termasuk lebih dari 20 tank tempur, kendaraan tempur infanteri, senapan mesin berat yang dipasang di truk, dan howitzer.(Tribunnews.com/Southfront/xna)